Sukses

Gedung Kusam Eks Kantor Camat Tebo Tengah Jambi Disulap Jadi Perpustakaan

Kabupaten Tebo Tengah Jambi kini punya perpustakaan yang sejuk, nyaman, dan punya koleksi buku beragam.

Liputan6.com, Jambi - Awalnya hanya bangunan eks kantor camat Tebo Tengah. Hanya ruangan besar yang disekat-sekat beralaskan semen yang diplester. Warna cat kusam dan mengelupas di beberapa sisi gedung yang seakan termakan usia menjadi pemandangan sehari-hari. Kini, dengan bantuan dana alokasi khusus (DAK) melalui Perpusnas, masyarakat Kabupaten Tebo sudah bisa menikmati fasilitas layanan perpustakaan yang baru, sejuk, nyaman, dengan koleksi bacaan yang lebih beragam.

Sekda Kabupaten Tebo, Jambi, Teguh Arhadi mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas wajah baru gedung perpustakaan di wilayahnya.

"Dengan membaca banyak informasi di belahan dunia diketahui. Meski saat ini kebiasaan manusia sudah banyak digantikan oleh teknologi. Bagi perpustakaan ini adalah tantangan yang mesti dijawab," ujar Teguh mengawali rangkaian peresmian perluasan gedung fasilitas layanan perpustakaan Kabupaten Tebo, Senin (25/9/2023).

Menurut Teguh, dinas perpustakaan harus mulai menyusun jadwal untuk memobilisasi para siswa datang ke perpustakaan.

Kondisi masyarakat yang cerdas merupakan idaman negara mana pun. Kecerdasan yang dimiliki adalah bentuk kualitas manusia. Oleh karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) secara serius disusun pemerintah untuk meningkatkan kualitas manusia, salah satunya melalui perpustakaan.

"Perpustakaan merupakan mitra pendidik, orang tua, dan masyarakat. Orang yang sekolah belum tentu membaca tapi orang membaca sudah pasti sekolah," kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.

Membaca merupakan garansi lahirnya inovasi serta kreativitas. Sejumlah negara maju sudah mempraktikan dan merasakan dampak positif dari kebiasaan masyarakat yang gemar baca.

Kenapa demikian? Karena sumber daya alam bukan jaminan keberlangsungan pembangunan tapi manusia yang berkualitas adalah jawabannya. Manusia adalah aset yang mahal.

Maka itu, pemerintah daerah diimbau jangan fokus membuat program kerja yang berorientasi penyerapan anggaran semata, melainkan program yang sifatnya pemberdayaan masyarakat sehingga manfaatnya mengena.

"Apalagi Kabupaten Tebo kaya kelapa sawit dan batubara yang bisa diolah menjadi berbagai varian produk bernilai ekonomi dengan dukungan bahan bacaan yang tepat," tambah Bando.

Pada sesi talkshow, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar menerangkan program pemberdayaan masyarakat yang bisa diikuti dan direplikasi daerah adalah transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS).

"Program TPBIS senafas dengan paradigma perubahan perpustakaan yang kini lebih terbuka. Menggali ragam potensi individu masyarakat lewat ruang belajar, kreativitas menuju kemandirian," ungkap Adin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Perpustakaan

Sementara itu, narasumber Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Tebo Syamsu Rizal, mengatakan saat ini jagad media sosial ramai disesaki generasi milenial. Bahkan saking dekatnya, sebagian dari generasi tersebut mulai menjadikan digital sebagai ruang pribadinya dalam mengakses, mendapatkan, dan membagikan semua bentuk informasi yang ditemui di internet.

Namun, ia menyarankan untuk memahami isi pesan media sosial di era serba digital ini, diperlukan sebuah tameng atau filter, yaitu literasi media.

"Literasi media merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang termasuk generasi muda ketika terpaan media sosial di era digital, " imbuhnya.

Pada kesempatan akhir, Kepala Desa (Datin) Purwo Bakti, Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo, Lenny Maryani, meminta masyarakat mengubah mind set tentang perpustakaan. Masyarakat jangan abai dengan keberadaan dan manfaat besar dari perpustakaan.

Lenny, yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai kepala desa perempuan inspiratif se-Indonesia Tahun 2022 menegaskan perpustakaan kini ruang terbuka. Bukan menara gading. Tapi akan sia-sia kalau semegah apapun gedung perpustakaan kalau masyarakat tidak mau mendatangi manfaatnya.

"Desa harus mempunyai kesadaran diri. Kalau ingin bangun kesejahteraan masyarakat harus disupport dengan dana. Anggaran Pembangunan Desa sudah merestui penggunaan anggaran untuk perpustakaan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini