Sukses

Cuaca Panas Landa Jakarta, Fenomena El Nino Diprediksi Bertahan Hingga Akhir 2023

Wilayah Jakarta akhir-akhir ini mengalami cuaca panas yang tinggi dan diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023.

Liputan6.com, Bandung - Masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir ini tengah dilanda cuaca panas dan gerah. Adapun melansir dari Merdeka.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Jakarta cerah berawan.

Senior Forecaster BMKG Laode Nurdiansyah menyampaikan kepada wartawan pada Rabu (27/9/2023). Dua terakhir ini suhu udara maksimum di Jabodetabek terpantau mencapai suhu 36 hingga 37 derajat celcius.

“Suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek terpantau mencapai 37-37 derajat Celcius. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti saat ini,” ujarnya.

Selain itu ia juga mengungkapkan cuaca panas di Jakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari sinar matahari yang cukup optimal pada pagi hingga menjelang siang dan siang hari. Adapun faktor lainnya terkait minimnya pertubuhan awan yang bisa mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke bumi.

“Kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan bumi,” pungkasnya.

Saat ini para masyarakat Jakarta juga terpantau mulai menggunakan payung untuk menghindari panasnya terik matahari. Selain itu kondisi El Nino moderat dan IOD positif diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023.

2 dari 2 halaman

Apa Itu Fenomena El Nino?

Fenomena El Nino merupakan fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi hangat dari biasanya. Kondisi ini menyebabkan adanya perubahan pola cuaca secara global dan berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah dunia.

Melansir dari umsu.ac.id El Nino disebabkan oleh peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik dan Timur. Sehingga perubahan suhu tersebut membuat pergeseran angin dan arus laut dan mengubah pola cuaca secara global.

Dampaknya bisa sangat terasa terutama beberapa wilayah bisa mengalami kekeringan hingga gangguan musim tanah. Selain itu kondisi ini juga bisa memunculkan penyakit dan hama terutama yang merusak pada pertanian.