Liputan6.com, Sukabumi - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi menyampaikan persediaan kantong darah belum memenuhi jumlah kebutuhan minimal sebanyak 2.000 labuh (kantong) darah per bulannya.
Sejauh ini stok kantong darah di Kota Sukabumi baru ada 1.600 kantong. Kegiatan donor darah pun terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Masyarakat yang terlibat membantu salah satunya datang dari jemaah Ahmadiyah.
Advertisement
Baca Juga
Berlangsung di Masjid Bilal, sebanyak 18 pendonor dari Jemaah Ahmadiyah ini lolos tes kesehatan dari 20 orang yang mendaftar. Kegiatan donor darah ini rutin dilakukan per tiga bulan.
Hal itu disampaikan Staf Unit Transfusi Darah PMI Kota Sukabumi, Andriana Rose mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Bilal ini sudah berlangsung selama delapan tahun.
"Seperti hari ini kebetulan dapat 18 kantong tapi alhamdulillah, target biasanya kita dibutuhkan Kota Sukabumi saja 1800 sampai 2000 kantong. Tapi kita bisa memenuhi kebutuhan itu dari 1.600 sampai 1.800 saja jadi masih kurang," ucap Andriana, saat ditemui pada Jumat (29/09/2023).
Andriana menyebut, dalam sekali gelar kegiatan donor darah di wilayah Kota Sukabumi pihaknya mempunyai target sebanyak 50 kantong darah. Meskipun belum mencukupi, pihaknya mengapresiasi kegiatan rutin yang dilakukan jemaah Ahmadiyah.Â
"Sudah 8 tahun lebih berjalan di sini, per 3 bulan sekali. Kalau target 50 kantong, kadang-kadang ada yang dapatnya 10 atau 20 tidak tentu," ujarnya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Donor Darah Belum Jadi Lifestyle
Lebih lanjut, menurut pihak PMI Kota Sukabumi kekurangan stok darah tersebut disebabkan salah satunya karena masyarakat belum menjadikan kegiatan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup (lifestyle).
"Himbauannya, untuk warga Kota Sukabumi masih minim sekali untuk mendonorkan darahnya. Kalau misal di Bandung dan Jakarta itu udah jadi lifestyle mereka," ungkapnya.
Beberapa alasan yang diungkap warga untuk mendonor seperti takut jarum, ataupun kekhawatiran lain akan diperjualbelikan darahnya. Hal itu dijelaskan Andriana, bahwa kebutuh donor darah sepenuh ditunjang oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"Terus ada yang berpikiran darah itu diperjual belikan padahal kan seperti darah itu kita kan ada BPJS. Jadi di cover full, kecuali non bpjs atau pasien tunai memang ada biaya karena anggaran tidak dibantu dari pemda, jadi uang darah itu muter untuk pengolahan darahnya," jelasnya.
Sementara, Ketua Daerah Perkumpulan Perempuan Jamaah Ahmadiyah Lajnah Imaillah, Mayang Asri menyampaikan, kegiatan donor darah ini dilakukan bertujuan membantu sesama.
Selain donor darah, pihaknya juga berencana akan melakukan aksi sosial lainnya seperti gerakan donor mata.
"Tujuannya adalah membantu sesama dan sebagai seorang muslim maka Ahmadiyah harus senantiasa mengedepankan kemanusiaan. Selain donor darah, Ahmadiyah juga menganjurkan anggotanya untuk mendaftarkan diri dalam Gerakan donor mata," ungkap Mayang.
Advertisement