Sukses

GIK UGM, Cara Kampus Menyiapkan Mahasiswa Siap Bekerja

Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada atau GIK UGM menjadi gedung yang akan memudahkan lulusan UGM dalam mendapatkan pekerjaan. Sebab gedung yang akan selesai tahun depan ini memiliki program khusus menyiapkan lulusan UGM di dunia kerja.

Liputan6.com, Yogyakarta Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) menjadi gedung yang memiliki fasilitas pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat, seniman dan kalangan dunia usaha. Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM  Pratikno mengatakan tujuan pembangunan GIK ini untuk membawa praktik dunia industri bisa masuk ke dalam kampus sehingga mahasiswa memiliki dua ekosistem pembelajaran yakni pembelajaran akademik di fakultas dan ekosistem pembelajaran praktik dunia usaha di gedung GIK.

“Kita harapkan  ada pengkayaan dan saling melengkapi pendidikan yang dikelola akademik dengan konsep pendidikan yang dimentoring oleh industri,” ujar Pratikno dalam talkshow sosialisasi GIK dengan perwakilan organisasi mahasiswa di lantai 1 Grha Sabha Pramana, Jumat  29 September 2023. 

Gedung yang dahulu bekas Gedung Gelanggang Mahasiswa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) ini akan selesai dibangun pada Februari Tahun 2024 mendatang. Pratikno mengatakan nantinya setiap mahasiswa UGM yang mengikuti pembelajaran di GIK akan mendapatkan sertifikat yang sudah diakui oleh pihak Universitas serta menjadi sertifikat pengalaman kerja  untuk digunakan ketika akan melamar kerja dan memiliki keahlian dan keterampilan yang meningkat. 

 

“Mahasiswa bisa melakukan upskilling, bisa membangun startup, menjadi lebih profesional dan siap untuk bekerja sebagai entrepreneur,” katanya.

Direktur Edukasi  GIK UGM, Fero Ferizka menyatakan di GIK UGM nanti mahasiswa lintas disiplin akan mendapatkan program pegembangan talenta dengan adanya 38 mata kuliah. 

“Nantinya ada 15 pengajar dengan lintas profesi. Kita menggunakan kurikulum dari Amazon, Alibaba, atau kurikulum dari Google. Belajar lebih ke praktiknya,” katanya.

Ketua BEM KM UGM, Gielbran  Muhammad Noor, berharap nantinya GIK dapat mensinkronkan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa dengan pengembangan keahlian di dunia kerja. 

“Kadang banyak orang bekerja tidak related. Mengubah pola pendidikan related dengan industri, saya kira itu sebuah lompatan luar biasa. Tapi soal inklusivitas, mahasiswa nantinya bisa mengakses dan bisa memanfaatkan fasilitas GIK,” katanya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM,  Arie Sujito, mengatakan GIK UGM merupakan  upaya pimpinan UGM untuk membangun ekosistem pembelajaran agar mahasiswa memiliki karakter, kreativitas hingga semangat kewirausahaan. 

“UGM itu harus kreatif dan survive untuk membangun ekosistem pembelajaran. Adanya GIK ini sedapat mungkin tidak saling meminggirkan namun saling merangkul, saling ketergantungan satu sama lain. Setiap mahasiswa memiliki porsi yang sama dengan yang lain,” ujarnya.