Sukses

Tak Perlu Jauh-Jauh ke Turki, Kini Menikmati Kopi Pasir Sudah Bisa di Berastagi

Sebagai salah satu daerah wisata, Berastagi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) memiliki beragam tempat ngopi bagi wisatawan yang berkunjung. Kini ada satu yang menarik hadir di Berastagi, yaitu kopi pasir.

Liputan6.com, Berastagi Sebagai salah satu daerah wisata, Berastagi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) memiliki beragam tempat ngopi bagi wisatawan yang berkunjung. Kini ada satu yang menarik hadir di Berastagi, yaitu kopi pasir.

Penasaran? Ya, kopi pasir selama ini dikenal sebagai kopi khas Negara Turki. Kopi pasir Berastagi ini disediakan Kopi Tugu by Garuda 'Coffee & Eatery', yang berada di Jalan Veteran, Nomor 8, Berastagi, Karo.

Kopi pasir yang disediakan ada 2 varian, Kopi Pasir Susu dan Kopi Pasir Hitam. Penyajiannya mengadopsi metode penyajian kopi tradisional dari Turki, yaitu menyeduh kopi menggunakan pasir yang dipanaskan.

Owner Kopi Tugu by Garuda, Boy Tarigan, saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (10/10/2023), mengatakan, kopi pasir yang ada di tempatnya bisa dibilang yang pertama di Berastagi, bahkan di Kabupaten Karo.

"Bedanya, kalau ala Turki itu bubuk kopi, air panas, dikasih gula. Nah, kita menyederhanakan, dan kalau bubuk mungkin tidak semua orang terima, karena ada ampasnya, di kita tidak ada," kata Boy.

Diungkapkannya, alasan menghadirkan menu kopi pasir karena ingin mencoba sesuatu yang baru. Sebab jika kopi pakai mesin sudah banyak kompetitor, lalu dirinya menyederhanakan cara penyajian kopi, dan ternyata diterima dengan baik oleh masyarakat.

"Saya terus mencoba, paling enggak sesuatu yang baru ini ada yang menikmati. Belajar otodidak, karena konsep awal kopi sudah tahu. Intinya, banyak searching, karena sekarang buat kopi model apa aja bisa, banyak referensi," ungkapnya.

 

2 dari 5 halaman

Jenis Biji Kopi

Diterangkan Boy Tarigan, jenis biji kopi atau bean kopi yang digunakannya untuk membuat kopi pasir adalah arabika dari Dokan, Merek, dataran tinggi Karo. Alasan menggunakan bean arabika, karena kalau robusta biasanya hanya untuk orang tertentu.

"Kalau standar kita, arabika. Kalau ditanya kenapa harus kopi Karo? Ngapain juga pakai bean kopi dari luar, karena saat ini bean kopi dari Karo juga sedang populer, sedang mendunia," terangnya.

Diakui Boy, Kopi Tugu by Garuda baru buka sekitar 4 hingga 5 bulan, atau tepatnya pada Hari Raya Idul Fitri/Lebaran 2023. Awalnya sempat sepi, namun seiring berjalannya waktu, banyak orang yang datang untuk sekadar mencoba karena penasaran.

Lalu, berkat postingan media sosial (medsos) dari orang-orang yang datang, kopi pasir Berastagi viral, dan semakin menarik perhatian orang untuk datang. Sampai saat ini, pengunjung yang sudah datang berasal dari berbagai daerah.

"Ada dari Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, bahkan terbaru ada dari Jerman. Nah, yang dari Jerman bilang, rasanya sama dengan yang di Turki," Boy menuturkan.

 

3 dari 5 halaman

Tak Hanya Sekadar Viral

Meski kopi pasir Berastagi sempat viral, namun Boy tak ingin orang-orang hanya sekadar datang dan ingin tahu, juga tidak mengabaikan rasa dan kualitas yang disajikan. Bagi Boy Tarigan, prinsip menghadirkan kopi pasir dari segi harga terjangkau tetapi berkualitas.

"Supaya, orang-orang yang berada di sekitar tempat usaha kita ini juga bisa menikmati (kopi pasir). Bukan hanya orang-orang dari luar atau wisatawan yang datang ke Berastagi ini," ucapnya.

Menurut Boy, komentar orang-orang yang datang ke Kopi Tugu by Garuda selalu dimintanya. Tujuannya sebagai masukan agar ke depan tetap bisa eksis dan menjaga kualitas, dan syukurnya komentar-komentar pengunjung selama ini positif.

"Kita punya hastag, yaitu 'Agak Laen Memang'. Karena itu kata-kata yang selalu dikeluarkan orang-orang ketika habis dari sini. Sedangkan respons positif, membuat saya selalu semangat," ujarnya.

4 dari 5 halaman

Ibrik Tembaga dari Turki

Tidak main-main, kopi pasir Berastagi yang disajikan Boy tidak hanya sekadar menjual metode penyajian, tetapi juga menjual kualitas kopi. Bahkan, ibrik tembaga, media pembuat kopinya langsung didatangkan dari Turki.

"Medianya namanya ibrik tembaga Turki. barangnya langsung dari Turki, reseller-nya ada di Jawa. Pre order, harus tanya dulu ada tidak barangnya, baru dikirim," Boy menjelaskan.

Sedanglan pasir yang digunakan berasal dari Guru Kinayan atau disingkat Gurki, desa yang terletak tepat di bawah kaki Gunung Sinabung. Dibeberkan Boy, alasan ambil dari sana karena pasir pantai jauh dari Berastagi.

"Kebetulan ada saudara tinggal di Gurki. Lalu ditawarin pasir gunung, makanya rasa kopi ada semacam asap-asapnya gitu," bebernya.

5 dari 5 halaman

Histori Kopi Tugu

Boy Tarigan juga mengatakan, selain kopi pasir susu dan kopi pasir hitam, Kopi Tugu by Garuda juga menyediakan berbagai menu kopi lainnya, dan juga ada berbagai jenis menu makanan yang dulunya khas Rumah Makan Garuda.

"Dulunya ini Rumah Makan Garuda sejak 1981. Lalu 2023 ganti konsep menjadi Kopi Tugu by Garuda 'Coffee & Eatery'. Semua makanan di sini tetap khas Rumah Makan Garuda," ungkapnya.

Disinggung kenapa namanya Kopi Tugu by Garuda. Boy juga mengungkapkan, Rumah Makan Garuda punya histori, dan orang-orang juga sudah mengenal. Dan alasan memkai kata 'Tugu', karena lokasinya dekat Tugu Perjuangan Berastagi.

"Sempat dilema, antara pilih karier atau keluarga. Akhirnya balik ke Berastagi, buka ini. Alasan harga murah, biar semua kalangan bisa masuk. Kita buka jam 10 pagi, tutup hingga pukul 24.00 WIB," Boy menandaskan.

Video Terkini