Liputan6.com, Manado - Dampak kemarau panjang yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini, warga Kota Manado mulai kekurangan air bersih. Sejumlah sumber mata air yang selama ini menjadi tumpuan warga kini kering.
“Kami terpaksa membeli air bersih yang dijual oleh sejumlah pihak dengan harga Rp75 ribu per tong yang berisi 1.200 liter,” ujar Bryan, salah satu warga Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulut.
Dia mengatakan, selama ini warga sekitar menggantungkan kebutuhan air dari sumber mata air yang ada di kawasan itu. Namun musim kemarau panjang membuat debet air menurun, hingga akhirnya kering.
Advertisement
“Kondisi ini sudah terjadi beberapa pekan terakhir ini,” ujarnya.
Menyikapi hal ini, Pemprov Sulut mulai mendistribusikan air bersih ke sejumlah titik di Kota Manado guna memenuhi kebutuhan warga saat musim kemarau panjang.
"Inisiatif dan langkah antisipasi dilakukan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menghadapi fenomena kekeringan yang saat ini melanda," ujar Kepala Biro Umum Setda Provinsi Sulut, Rainer Dondokambey, Rabu (11/10/2023).
Sebanyak 11 truk tangki air sejak kemarin pagi dikerahkan untuk menyalurkan air bersih diutamakan di pemukiman penduduk yang ada di dataran tinggi seperti Winangun, Teling dan di Kecamatan Tuminting mulai dari Meras, Sumompo, hingga Bailang.
Program distribusi air bersih ini, akan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga. Apalagi BMKG memprediksi awal musim hujan nanti terjadi pada Nopember 2023.
"Kami langsung melakukan aksi dengan menyalurkan air bersih ke sejumlah titik di Kota Manado," ujarnya.
Hubungi Pemprov
Rainer berharap warga yang kekurangan air bersih dapat menghubungi pemerintah provinsi atau nomor telepon yang sudah disediakan.
"Air bersih ini diambil dari mata air yang ada di pegunungan Warembungan. Arahan pimpinan membantu masyarakat dalam menghadapi dampak kekeringan, kekurangan air bersih," tuturnya.
Pemprov Sulut juga mengimbau pemerintah daerah kabupaten kota untuk juga melakukan langkah-langkah antisipasi bagi warga yang kekurangan air bersih di saat musim kemarau ini.
“Diharapkan tanggap darurat kekeringan ini menjadi perhatian pemerintah kabupaten dan kota termasuk mengantisipasi bahaya kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
Advertisement