Sukses

Festival Kota Tua di Gorontalo Menuai Pro Kontra, Begini Penjelasan Wali Kota

Pemerintah Kota dinilai memilih untuk mengalokasikan anggaran besar untuk festival ketimbang menyelesaikan infrastruktur yang mandek.

Liputan6.com, Gorontalo - Rencananya, Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo akan menggelar festival Kota Tua. Pagelaran budaya itu rencananya akan diselenggarakan perdana pada November mendatang.

Namun, kegiatan ini menuai kontroversi, mulai dari persiapan hingga makna sebenarnya dari kegiatan tersebut. Tak sedikit orang mengkritik kegiatan yang bertajuk Kota Sejarah tersebut.

Anggota DPRD Kota Gorontalo, Alwi Podungge, mengkritik keras kebijakan pemerintah kota dalam menyelenggarakan festival tersebut. Dirinya menilai, di tengah-tengah ekonomi masyarakat yang sedang sulit, pemerintah malah menghambur-hamburkan uang pada kegiatan yang tidak punya manfaat.

Dirinya menyoroti saat ini banyak infrastruktur belum selesai di Kota Gorontalo. Dirinya merasa heran Pemerintah Kota memilih untuk mengalokasikan anggaran besar untuk festival ketimbang menyelesaikan infrastruktur yang mandek.

"Saya mengutuk keras festival kota tua ini, apa yang mau dibanggakan. Jangan sampai ini hanya untuk mengalihkan perhatian, infrastruktur bermasalah malah ditutupi dengan festival," kata Alwi.

Lebih lanjut, Alwi menepis argumen Pemerintah Kota yang menyatakan festival tersebut akan mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Jika UMKM yang menjadi alasan, seharusnya pemerintah kota memberikan dukungan tunai langsung kepada para pelaku UMKM, daripada menggelar festival dengan anggaran besar," tegasnya.

Alwi juga menegaskan, penyelenggaraan festival di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit dan masalah infrastruktur yang belum selesai, adalah tindakan yang tidak bijak dan merupakan tanda kurangnya pemikiran dari pemerintah.

Sementara itu, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mengatakan, Festival Kota Tua tetap akan dilaksanakan. Hal itu sebagai bentuk perhatian pemerintah atas berbagai aspirasi dari masyarakat, khususnya para pemerhati.

Bangunan Kota Tua itu adalah kekayaan sejarah dan budaya bahkan aset kebendaan. Festival ini dikemas sebagai objek wisata, sehingga bila tidak mendapat perhatian, maka dikhawatirkan tak lama lagi akan tergerus oleh kebutuhan kehidupan modern.