Liputan6.com, Bandung - Pada Kamis (19/10/2023), sekitar pukul 21.08 WIB sejumlah masyarakat Jawa Barat khususnya Garut merasakan getaran gempa bumi dengan Magnitudo (M) 5,6. Diketahui gempa bumi tersebut berpusat di kabupaten Garut, Jawa Barat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memastikan jika pascagempa semalam sudah terpantau normal. Informasi tersebut dibagikan langsung oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Baca Juga
“Hasil kaji sementara, terpantau kondisi normal pascagempa,” jelas keterangan resmi BNPB.
Advertisement
Gempa Garut tersebut dirasakan sekitar tiga hingga lima detik di beberapa wilayah Jawa Barat. Masyarakat setempat juga merasakan panik karena guncangan terasa cukup besar meski terjadi dalam beberapa detik.
Adapun kondisi per Kamis 19 Oktober pukul 22.25 WIB situasi sudah mulai kembali kondusif. Sampai berita ini dibuat, belum ada laporan terkait dampak gempa baik itu kerusakan atau korban jiwa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah membagikan informasi terkait gempa tersebut melalui seluruh platform medianya. Terpantau melalui akun X (sebelumnya twitter) BMKG kabar tersebut dibagikan pada pukul 21.11 WIB.
“#Gempa Mag;5.6, 19-Oct-2023 21:08:24WIB, Lok:8.10LS, 107.32BT (117 km BaratDaya KAB-GARUT-JABAR), Kedlmn:21 Km #BMKG Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis @infoBMKG.
Berdasarkan keterangan resmi BMKG, pusat gempa terjadi di laut 114 km Barat Daya Garut dengan kedalaman 18 Km. Adapun guncangan terjadi dalam skala Magnitudo 5.6 dan terasa di beberapa wilayah.
Di antaranya Skala III MMI dirasakan pada wilayah Pelabuhan Ratu, Cianjur, Sukabumi, Cilacap, Garut, Pangandaran, hingga Cikelet. Adapun di Skala II MMI dirasakan di wilayah Lembang, Bandung, Parompong, Bogor, hingga Cireunghas.
Pemicu Gempa
Melansir dari unggahan X Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa yang terjadi semalam jika diperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia.
“Hasil cross section menunjukkan bahwa Gempa Selatan garut M5,4 dipicu adanya deformasi batuan dalam slab (intra-slab) Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Jawa Barat,” ujar @DaryonoBMKG.
Advertisement
Sumber Gempa
Melalui hasil analisisnya, mekanisme sumber menunjukan jika gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Adapun gempa semalam menunjukan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
“Gempa selatan Garut M5,4 ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Daryono.