Sukses

Kata Yasonna Laoly Soal Isu PDI-P Tarik Gerbong dari Kabinet Jokowi

Usai Gibran jadi cawapres Prabowo, beredar isu PDI Perjuangan akan menarik gerbongnya dari kabinet Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Serang - Usai Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi cawapres Prabowo Subianto, beredar isu PDI Perjuangan akan menarik gerbongnya dari kabinet Presiden Jokowi. Alasannya, kubu banteng merasa sakit hati dengan tindak tanduk sang presiden.

Terlebih, majunya Gibran di kancah kepemimpinan nasional, juga direstui oleh Jokowi, selaku orangtua sekaligus Presiden. Di sisi lain, keduanya merupakan kader PDI Perjuangan.

Gibran terpilih sebagai Wali Kota Solo, melalui partai berlambang banteng tersebut. Begitupun dengan Jokowi, menjadi Walikota Solo dia periode, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden dua periode pun berasal dari PDI Perjuangan.

Lalu bagaimana tanggapan PDIP mengenai santernya isyu tarik gerbong dari dalam kabinet? Menteri Hukum dan HAM yang juga politis senior PDIP, Yasonna H Laoly angkat suara, saat ditemui usai bedah buku biografinya Anak Kolong Menjemput Mimpi.

"No coment," ujar Yasonna Laoly, singkat, di kampus Untirta Banten, Kamis, (26/10/2023).

Begitupun mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memberikan jalan mulus bagi Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres.

Hakim MK tidak merubah batas usia pencalonan capres cawapres, namun menambah peraturan yang membolehkan warga negara Indonesia mencalonkan diri sebagai capres cawapres, jika pernah terpilih sebagai kepala daerah maupun anggota DPR RI.

"Udah biar aja, nanti ada bagian-bagian yang lain yang bahas. Saya no coment," jelasnya.

2 dari 2 halaman

Bedah Buku Lasonna H Laolly

Kemudian dalam bedah buku mengenai biografi dirinya, Yasonna H Laoly berharap masyarakat yang membacanya bisa terinspirasi dan bersemangat menjalani berbagai tantangan hidup.

Menkumham lahir dari seorang anggota Polri yang hidup sederhana. Bahkan dia tidur berdempetan dengan keluarga lainnya.

Di tengah segala keterbatasan yang ada, Yasona tetap bersemangat menempuh pendidikannya, bahkan hingga ke Amerika. Di negeri Paman Sam itu, Yasona harus menjadi loper koran untuk bertahan hidup dan membiayai segala kegiatannya.

"Mudah-mudahan buku ini ada manfaatnya untuk adik-adik mahasiswa, khususnya yang hadir, dapat menginspirasi beberapa hasil pengalaman hidup dan beberapa kerja kerja politik yang saya lakukan, baik secara akademisi, sebagai anggota DPR ataupun sebagai menteri," jelasnya.