Sukses

Aksi Inspiratif Anak-Anak Sekolah Menengah Ciptakan Solusi IoT Canggih

Tahun ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan SIC.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak lima tim penuh potensi dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) di seluruh Indonesia berkompetisi pada babak puncak program pendidikan Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 4.

Dari lima tim tersebut, tiga di antaranya memenangkan kompetisi ini. Tim pertama, Eaterstelar dari SMKN 7 Semarang, menciptakan Smart PLTS, sebuah sistem yang memonitor dan mengalihkan sumber arus rumah dari PLTS dan PLN.

Pemenang kedua, tim NEXUS4G dari MAN 4 Pekanbaru, merancang Nextoilet for Safety Bath, sebuah kamar mandi pintar yang aman untuk lansia. Sementara itu, tim Massive 5 dari SMK Negeri 1 Cimahi merancang Smart Sort Trash, tempat sampah pintar yang memilah sampah sesuai dengan jenisnya.

Kemudian gelar People Choice Award jatuh kepada Tim Anggrek dari SMKN 1 Geger Madiun, yang menciptakan pendeteksi suhu dan kelembaban ruangan.

Para finalis menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kesulitan mengatur waktu, kurang tidur, hingga masalah peralatan dan perbedaan pendapat yang memunculkan perdebatan.

Tim Eaterstelar mengatakan selama fase desain dan bimbingan, para peserta berhasil mengatasi tantangan dalam memahami konsep Internet of Things (IoT) dan mengembangkan produk-produk inovatif.

"Perjalanan kami tidaklah mudah. Kami harus berbagi waktu antara belajar dan kegiatan SIC, menemukan waktu untuk bekerja bersama-sama, berhadapan dengan perbedaan pendapat yang kadang menyulitkan, kesulitan mengumpulkan bahan dan membuat prototipe," ujarnya.

Namun, mereka bersyukur bisa melewati semuanya bersama sebagai tim yang solid. Ini tak lepas dari dukungan guru, mentor, dan juri. Kami sangat bangga bisa menjadi juara di SIC.

"Semoga ide dan solusi kami bermanfaat bagi banyak orang. Kami berharap SIC akan selalu ada untuk membantu generasi muda, mendorong inovasi, dan membuka pintu menuju karier dan masa depan yang lebih baik," katanya.

Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta SIC Batch 4 2022/2023 akan membantu mereka meraih pendidikan dan karir yang lebih baik di masa depan.

Tahun ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan SIC, sebuah kontribusi nyata dari Samsung dalam memberikan akses Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada generasi muda Indonesia, terutama siswa SMK dan Madrasah Aliyah, yang ingin mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depan yang lebih cerah.

Setelah melalui mentoring produk di bawah bimbingan mentor profesional yang berpengalaman di bidangnya, serta berbagai workshop dan pembimbingan, peserta diberi bekal untuk mengembangkan ide solusi dan produk berbasis teknologi IoT.

Bahkan, guru pendamping pun diberi kesempatan untuk memahami materi yang sama dengan siswa, memperkuat peran mereka dalam membimbing siswa-siswi mereka dan mencetak lulusan-lulusan SMK dan MA yang dapat memenuhi kebutuhan industri.

 

 
2 dari 2 halaman

SIC Batch 4

Tema SIC Batch 4 2022/2023 adalah Pendidikan, Bangunan Cerdas, Isu Lingkungan, dan Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (SMB). Melalui penilaian yang dilakukan oleh Samsung dan mitra-mitra mereka, empat tema ini dinilai memiliki peluang besar untuk pengembangan berbagai proyek yang berarti.

Prestasi SIC Batch 4 2022/2023 patut diacungi jempol. Total pendaftarannya meningkat sebanyak 4 kali lipat, dari sekitar 1.000 peserta pada Batch 3 menjadi 4.390 peserta dari 254 Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan pada Batch 4. Peserta pelatihan Internet of Things (IoT) juga meningkat pesat, dari 100 peserta pada batch sebelumnya menjadi 500 peserta pada Batch 4.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdani menyampaikan anak-anak SMK telah membuktikan kemampuannya. Mereka mampu menciptakan teknologi ini karena ada wadah yang diberikan oleh Samsung.

"Di sini, Samsung tidak hanya berfokus pada bisnis, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa," jelasnya.

Ketua Tim Program Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Agus Wibowo menambahkan keselarasan antara dunia industri dan pendidikan.

"SIC Batch 4 adalah contoh nyata bagaimana industri dan pendidikan memiliki hubungan yang erat dalam meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), terutama dalam bidang keterampilan digital," ujar Agus.

Â