Liputan6.com, Yogyakarta - Sederet fenomena langit yang diperkirakan terjadi pada November 2023 ini. Fenomena astromoni yang akan terjadi antara lain, hujan meteor hingga oposisi Planet Jupiter dan Uranus.
Fenomena langit November 2023 ini akan muncul pada waktu yang berbeda-beda. Dikutip dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), berikut daftar fenomena langit November 2023.
Advertisement
Baca Juga
1. Oposisi Jupiter (3 November)
Planet terbesar di tata surya, Jupiter akan berada pada posisi terdekat dengan bumi. Bahkan, Jupiter akan tampak sangat terang di langit malam Bumi.
Para pengamat dapat menikmati kehadiran Jupiter di rasi Aries sejak matahari terbenam sampai fajar menyingsing.
Hujan Meteor Andromedid (5 November)
2. Hujan Meteor Andromedid (5 November)
Hujan meteor andromedid merupakan hujan meteor yang titik radian atau titik asal kemunculannya terletak di konstelasi Andromeda. Fenomena ini dapat disaksikan setelah matahari terbenam pada 5 November hingga terbenam di arah barat laut saat subuh 6 November.
3. Hujan Meteor Taurid Selatan (6 November)
Taurid adalah hujan meteor kecil yang berlangsung lama dan hanya menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam. Taurid Selatan terjadi pada 6 November dengan frekuensi 6,3 sampai 6,9 meteor per jam.
Hal ini terjadi pada saat Bulan masuk fase perbani akhir alias bulan separuh. Puncak hujan meteor ini akan terjadi pada larut malam, berbeda dengan hujan meteor kebanyakan yang mencapai puncak pada fajar.
4. Hujan Meteor Taurid Utara (13 November)
Fenomena ini mirip dengan hujan meteor taurid selatan. Taurid utara akan mencapai puncaknya pada malam 11 hingga 12 November 2023.
Pada malam ini, bulan akan mengalami fase purnama sebesar 2 persen. Taurid Utara akan berlangsung dengan intensitas 4,2 sampai 4,8 meteor per jam.
Advertisement
Oposisi Uranus (14 November)
5. Oposisi Uranus (14 November)
Planet uranus akan terlihat sebagai titik berwarna biru kehijauan dari bumi pada 14 November 2023. Uranus akan mencapai oposisi ketika letaknya berhadapan dengan matahari di langit.
Fenomena oposisi uranus terletak di konstelasi Aries. Waktu terbaik untuk menyaksikannya yaitu saat tengah malam hingga terbitnya fajar.
6. Hujan Meteor Leonid (18 November)
Hujan Meteor Leonid merupakan hujan meteor mayor dan akan terlihat di bagian timur laut dekat konstelasi Leo. Leonid dapat terlihat dari belahan Bumi Utara dan Selatan, sehingga di mana pun kamu berada dapat menyaksikan hujan meteor ini.
Hujan Meteor Leonid mencapai puncaknya pada 18 November. Frekuensinya bisa mencapai 8 sampai 12 meteor per jam jika pengamatan dilakukan di Rote Ndao, NTT atau 9 hingga 14 meteor per jam di Sabang, Aceh.
Pada saat yang sama, Bulan masuk fase Sabit Awal, yang artinya hujan meteor bakal lebih jelas karena bulan tidak terlalu terang.
Hujan Meteor Alfa-Monocerotid (22 November)
7. Hujan Meteor Alfa-Monocerotid (22 November)
Hujan meteor Alfa Monocerotid berasal dari sisa debu komet C/1917 F1 (Mellish) yang mengorbit Matahari dengan periode 143,5 tahun. Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 234.000 kilometer per jam.
8. Bulan Berang-Berang (27 November)
Pada fase bulan purnama atau full moon akan terjadi pada 27 November 2023. Fenomena ini terjadi karena bulan akan terletak di sisi yang berlawanan dengan bumi.
Hal ini menyebabkan cahaya matahari terpantul ke bulan sepenuhnya. Di Amerika Utara, Bulan Purnama November populer disebut bulan berang-berang (beaver moon).
Istilah ini, berasal dari penduduk asli Amerika dan diwariskan ke bangsa Eropa. Bulan purnama juga dikenal sebagai bulan dingin atau bulan gelap karena terlihat seperti lingkaran penuh. Fenomena ini dapat disaksikan pukul 16.16 WIB.
Advertisement