Sukses

Melihat Potensi Blockchain Dimanipulasi

Untuk memanipulasi blockchain, pelaku harus mengubah seluruh data yang ada di komputer dunia yang sudah mereplikasi.

Liputan6.com, Semarang - Teknologi blockchain (Rantai Blok) adalah teknologi yang sangat terbuka sehingga semua orang bisa menjadi partisipannya tanpa ada hambatan (barrier). Meski sangat terbuka dan saat diciptakan nuansa libertariannya besar sekali, kemungkinan dimanipulasi kecil sekali, bahkan hampir tidak mungkin.

Hal itu disampaikan Yos Ginting, pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia yang menjadi pegiat edukasi blockchain dan cryptocurrency pada seminar “Blockchain Technology Through The Lens of 3 Generations: How to Prepare Young People to Adapt with the Development of Digital Economy”.

Seminar diadakan oleh 21 Bridges Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).

Menghadirkan Prof Irwan Adi Ekaputra, Ketua Departemen Manajemen FEB UI,  Robby (Co-founder and Chief Compliance Officer of Reku, and Chairman of Indonesia Blockchain Association), Jesse Choi (Chief Operating Officer of Reku), dan Christoper, remaja yang menjadi Ketua UWCSEA (United World College South East Asia) Artificial Intelligence Club.

Yos manambahkan, karena keterbukaannya siapa saja bisa mempelajari blockchain secara gratis.

“Selama mau belajar dan bekerja maka rate of success-nya sama dengan kawan-kawan dari belahan bumi manapun. Sebagian besar ilmu tersedia secara gratis, bisa dipelajari asal kita mau belajar,” kata Yos.

Data di blockchain direplikasi oleh banyak sekali komputer di dunia. Ini menyebabkan kecilnya kemungkinan dimanipulasi.  Pelaku manipulasi harus mengubah seluruh data yang ada di semua komputer yang sudah mereplikasi data.

Setiap kegiatan yang membutuhkan pencatatan yang lengkap dan tidak bisa dimanipulasi dan menyangkut banyak pihak pada dasarnya cocok menggunakan blockchain.

“Beberapa contoh yang sudah diimplentasikan dalam penggunaan sehari-hari adalah Cash for Refugee, sebuah organisasi yang mendistribuskan dana tunai ke pengungsi. Spotify menggunakan teknologi blockchain, dan ini memungkinkan mereka langsung memberikan royalti langsung kepada pemilik hak termasuk pembayaran pajaknya.

Ketua Program Strudi manajemen FEB UI, Prof Irwan Adi Ekaputra, menyatakan FEB UI bekerjasama dengan 21 Bridges Indonesia mendorong generasi muda menyelami perkembangan ekonomi digital yang pesat.

“Banyak sekali teknologi-teknologi yang dapat mendukung perkembangan bisnis, yang salah satunya adalah pemanfaatan teknologi blockchain,’ kata Prof Irwan.

Christopher, remajaPendiri Web3 Society dan Ketua Artificial Intelligence Club di UWCSEA (United World College South East Asia) mengaku sangat terkesan dengan teknologi blockchain karena sifatnya yang terdesentralisasi, transparan, dan berpotensi untuk membuat terobosan dan berinovasi.

Siswa kelas 11 di United World College South East Asia ini memanfaatkan teknologi blockchain untuk merintis Klimasphere, sebuah startup yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk membantu individu mengimbangi jejak karbon mereka dengan cara yang mudah, cepat, terjangkau dan transparan.

“Blockchain sangat mengesankan karena kemampuannya dalam mendorong dampak sosial, dan memfasilitasi kepemilikan secara digital. Saya mulai mengenal blockchain saat belum punya akses ke bank padahal butuh pembayaran non-cash, dari situ kami mulai belajar dan sekarang saya sudah tidak perlu diberi pocket money oleh orang tua,” katanya.

 

2 dari 2 halaman

Mata Uang Kripto

Di Indonesia orang lebih mengenal uang kripto (cryptocurrency) dan salah satu jenisnya seperti bitcoin, padahal kesemuanya tergantung pada teknologi blockchain. Uang kripto yang semula legalitasnya dipayungi aturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sekarang sudah memiliki legalitas dengan berlakunya Undang-Undang No 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan penguatan Sektor Keuangan (PPSK).

Beleid ini mengatur memuat ruang lingkup dari inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) yang salah satunya terdiri dari aktivitas terkait aset keuangan digital, termasuk aset kripto sebagaimana tercantum pada Bab XVI Pasal 213 huruf i. 

Dua eksekutif Reku (Perusahaan Bursa Aset Kripto Indonesia), yakni Robby (Co-founder and Chief Compliance Officer of Reku, and Chairman of Indonesia Blockchain Association) dan Jesse Choi (Chief Operating Officer of Reku), menyatakan jumlah investor aset kripto terus meningkat di Indonesia.

”Tahun 2020 ada 4 juta investor, 2021 naik menjadi 6,5 juta, 2022 naik lagi menjadi 11,2 juta investor dan mengalami kenaikan sampai 60% menjadi 17,91 juta investor pada 2023. Ini artinya jumlah investor di aset kripto sudah lebih banyak dibanding stock market yang jumlah 11,58 juta. Selisihnya sudah 6,33 juta sendiri,” kata Robby.

Sedangkan Jesse Choi menyampaikan bahwa Reku sejak awal berinvestasi di Indonesia membangun platform yang aman sehingga termasuk yang pertama mendapat izin dari pemerintah.

“Uang kripto memungkinkan kita untuk melakukan diversifikasi portofolio sehingga dapat mengurangi risiko dan membuat portofolio kita lebih seimbang. Aset kripto seperti Bitcoin menunjukkan pertumbuhan performa yang signifikan selama bertahun-tahun, harganya naik sampai 104% sejak Januari 2023,” kata Jesse.

Mata uang digital kripto diperkirakan makin menarik sebagai salah satu bentuk investasi, namun untuk memasukinya harus mau mempelajari secara intens seluk-beluknya. Kripto memiliki beberapa keunggulan sekaligus kelemahan. Keunggulannya, bentuknya virtual sehingga sangat praktis, sifatnya global, terdesentralisasi (otonom), transaksi dilakukan langsung peer to peer, sifatnya global dan berlaku di semua negara, transparan, dan dienskripsi. 

Adapun kelemahan kripto adalah nilai asetnya dapat berfluktuasi dengan sangat cepat, menyebabkan risiko tinggi bagi para pemegangnya tetapi di saat yang sama juga menyimpan peluang mendapat keuntungan besar, aset kripto baik untuk investasi jangka panjang. Selain itu, penerimaan aset kripto sebagai alat pembayaran masih terbatas, sehingga penggunaannya pun menjadi terbatas. 

Video Terkini