Liputan6.com, Purwakarta - Situ Wanayasa di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, merupakan salah satu destinasi wisata yang sampai ini kerap menjadi perbincangan di kalangan wisatawan. Bisa dikatakan, pesonanya masih sangat luar biasa kendati saat ini sudah banyak bermunculan wisata baru di daerah tersebut.
Situ Wanayasa sendiri, sebenarnya merupakan kawasan konservasi yang berada di wilayah selatan Kabupaten Purwakarta. Lokasinya, berada persis di sisi jalan provinsi yang menjadi penghubung antara Kabupaten Purwakarta dengan Kabupaten Subang via Jalan Cagak.
Wajar saja, di setiap akhir pekan atau musim liburan tiba kawasan konservasi dan ruang terbuka hijau tersebut bak oase digurun pasir dan kerap disesaki pengunjung karena lokasinya cukup strategis. Apalagi, lokasi wisata alam ini terletak di daerah dataran tinggi, yakni di kaki Gunung Burangrang.
Advertisement
Baca Juga
Kawasan Situ Wanayasa, memiliki luas sekitar 7 hektare dan berada di ketinggian 600 mdpl. Udara di sekitar Situ Wanayasa ini sangatlah sejuk dengan semilir angin pegunungan. Dengan kondisi cuaca seperti ini, sangat cocok untuk tempat ngadem.
Kawasan Situ Wanayasa, jaraknya sekitar 24 km dari wilayah Kota Purwakarta. Keindahan alamnya, jelas sudah tak diragukan lagi. Apalagi, di kawasan konservasi ini pengunjung bisa menikmati tiga wisata sekaligus. Yakni, wisata alam, kuliner dan religi.
Sejauh ini, kedatangan para wisatawan ke Situ Wanaya itu hanya sekedar ingin menikmati suasana pulau yang sejuk. Apalagi, di lokasi ini dipenuhi pohon-pohon sejenis pinus yang menjulang tinggi.
Meski begitu, ada juga dari para pengunjung yang sengaja datang ke kawasan ini hanya untuk sekedar mencici kuliner khas Kabupaten Purwakarta. Ya, apalagi kalau bukan Sate Maranggi.
Sebenarnya, di kawasan ini banyak terdapat beragam penganan yang disuguhkan para pedagang kaki lima. Namun, dari berbagai suguhan itu yang paling dominan adalah Sate Maranggi atau kuliner yang menjadi ciri khas kabupaten ini.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Keterikatan dengan Ulama Besar
Namun, yang akan kita bahas kali ini bukan wisata alam maupun kulinernya. Tapi lebih kepada wisata religi yang ada di kawasan Situ Wanayasa tersebut. Karena, mungkin masih belum banyak yang tahu di tengah keindahan alam Wanayasa itu menyimpan sejarah peradaban.
Untuk wisata religi di Situ Wanayasa, lokasinya berada di pulau kecil yang letaknya persis di tengah-tengah telaga. Warga di daerah ini, biasa menyebutnya dengan nama Penclut Pasir Mantri.
Di kawasan itu, terdapat puluhan makam leluhur dan para ulama besar Purwakarta zaman dulu. Selain terdapat beberapa makam tokoh agama, keasrian dari pulau ini mungkin yang menjadi daya tarik lain kawasan Situ Wanayasa ini.
Untuk diketahui, di pulau tersebut ada sekitar 33 makam para kiai besar zaman dulu. Salah satunya, makam Kyai Ageung. Menurut cerita, Kyai Ageung yang memiliki nama asli Rd Tisna Direja Bin Tirta Nagara ini pernah mensyiarkan ajaran Islam di Wanayasa.
Merangkum dari berbagai sumber, konon Kyai Ageung dulu merupakan pendiri Pesantren Saung Agung yang lokasinya persis di sekitar Situ Wanayasa itu. Menurut cerita masyarakat sekitar, kala itu tepatnya pada 1586 silam kiai berdarah Banten ini sengaja datang ke Wanayasa untuk mensyiarakan Islam dan mempunyai 100 santri di pesantrennya itu.
Kemudian, pada 1603 silam Kyai Ageung wafat. Kemudian, jasadnya dikebumikan oleh keluarga dan para santrinya di lokasi yang saat ini menjadi tempat ngadem tersebut.
Sepeninggalan Kyai Ageung, pesantren tersebut dikelola dan dirintis oleh keluarga besarnya. Hingga akhirnya, satu per satu santrinya wafat di kebumikan di lokasi yang sama.
Sumber lain juga mencatat, sebenarnya dahulu kala konon terdapat empat bukit kecil di area yang berada di pinggir Situ Wanayasa. Namun, yang tersisa hanya satu yakni Penclut Pasir Mantri ini.
Advertisement