Sukses

Reaksi Keras Bupati Manggarai Barat Tanggapi Pencurian Anak Komodo di Kawasan TNK

Kehidupan Komodo di Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai terancam lantaran maraknya penyelundupan dan penjualan satwa

Liputan6.com, Manggarai Barat - Kehidupan Komodo di Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai terancam lantaran maraknya penyelundupan dan penjualan satwa.

Aksi pencurian anak komodo ini memantik reaksi keras Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi. Ia menegaskan peristiwa ini seharusnya tidak boleh terjadi.

“Saya kira ini bagian dari refleksi. Ini terjadi karena para pihak tidak memahami apa yang menjadi tanggungjawabnya,” katanya kepada Liputan6.com, Sabtu 4 November 2023.

Ia berharap agar aparat penegak hukum memberikan hukuman yang setimpal terhadap para pelaku.

“Harus ada efek jera," tegasnya.

Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Inocentius Peni menyoroti tingkat pengawasan dari pengelola Taman Nasional Komodo (TNK).

“Peristiwa ini sangat disayangkan karena terjadi berkali-kali. Ironisnya, ini terjadi pada kawasan konservasi yang saat ini menjadi perhatian dunia. Satwa langka ini seharusnya mendapat perhatian dan pengawasan serius dari pengelola TNK,” ujar Ino Peni.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Siapa Tanggung Jawab?

Ketakutan terbesarnya adalah jika kasus penyelundupan dan perburuan Komodo berlanjut, satwa langka ini bisa menghadapi kepunahan.

"Sebuah kehancuran yang akan mengancam prestasi mereka sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Ini adalah ancaman serius terhadap warisan alam yang kita cintai," tegasnya.

Ia mengaku kecewa komodo-komodo tersebut dicuri dari kawasan yang seharusnya memiliki sumber daya yang memadai, yang dikelola langsung oleh pusat melalui Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).

“Seluruh sumber daya itu mestinya berdayaguna untuk pengelolaan kawasan TNK,” tandasnya.

Ia mendesak agar penegak hukum menginvestigasi kasus penyelundupan yang berulang dengan serius, mencurigai adanya oknum yang mungkin terlibat dalam bisnis ilegal ini, dan menegaskan perlunya pengawasan yang ketat.

“Jangan sampai ada oknum di lapangan yang menjadi bagian dari bisnis gelap penyelundupan Komodo tersebut. Kalau sudah berkali-kali dan baru ketahuan, berarti pengawasan tidak dilakukan,” ungkapnya.

Ino Peni juga menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan kawasan TNK untuk tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga memastikan kelestarian Komodo dan mencegah terulangnya peristiwa seperti ini.