Sukses

Cara Unik Bupati Kutai Barat Minta Perbaikan Infrastruktur Kepada Presiden

Bupati Kutai Barat FX Yapan punya cara unik menyampaikan harapan agar infrastruktur jalan diperbaiki kepada Presiden Jokowi yang hadir di Festival Dahau.

Liputan6.com, Kutai Barat - Ketika Presiden Joko Widodo menyempatkan hadir di Festival Dahau Kabupaten Kutai Barat pada Jumat (3/11/2023), tentu menjadi sejarah baru. Sebab inilah peristiwa pertama kalinya seorang kepala negara hadir di kabupaten yang berjuluk Tanaa Purai Ngeriman itu.

Kabupaten Kutai Barat termasuk kawasan yang berada di Hulu Sungai Mahakam. Meski infrastruktur sudah terbilang baik, namun tidak untuk akses transportasinya. Beberapa ruas jalan berstatus jalan negara kondisinya belum baik.

Ada dua akses yang bisa ditempuh dari Kota Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur, menuju Kutai Barat yaitu akses darat dan sungai. Meski ada transportasi udara, namun sifatnya terbatas, baik jumlah kursi maupun jadwal penerbangan.

Akses jalan darat yang ada memang belum mulus. Beberapa ruas jalan kondisinya rusak, baik rusak sedang maupun rusak parah. Ini tentu saja mempengaruhi waktu tempuh.

Dari catatan Liputan6.com yang melakukan perjalanan jurnalistik ke kabupaten ini mencatat waktu 11 jam dari Kota Samarinda. Itu pun dengan mengurangi waktu istirahat.

Padahal seharusnya dengan jarak sekitar 300 kilometer, bisa ditempuh dengan waktu 6-8 jam saja. Jalan rusak menjadi penyebab jarak tempuh yang lama.

Ketika Presiden Jokowi hadir, Bupati FX Yapan punya cara unik menyampaikan persoalan tersebut langsung kepada presiden. Bahkan disampaikan langsung di depan ribuan masyarakat Kutai Barat yang memadati Alun-alun Itho.

“Kutai barat terdiri dari 16 kecamatan, 190 kampung atau desa, 4 kelurahan, dan jumlah penduduk 172.288 jiwa, dengan luas wilayah Kutai Barat 20.385 kilometer persegi,” kata FX Yapan memulai laporannya ketika Presiden Jokowi tiba.

Kutai Barat, sambungnya, merupakan penyangga Ibu Kota Nusantara. Di sinilah keunikan Bupati Yapan itu dimulai.

“Kalau ditarik garis lurus dari tempat saya berdiri ini menuju titik nol IKN, itu kurang lebih 215 kilometer. Berarti kalau itu jalan tol hanya 2 jam,” kata FX Yapan.

Bupati Yapan ingin menunjukkan bahwa Kutai Barat dengan Ibu Kota Nusantara itu dekat. Tidak sejauh perjalanan darat dari Samarinda ke Kutai Barat saat ini.

“Pemerintah dan seluruh masyarakat Kutai Barat mendukung penuh Ibu Kota Negara Nusantara yang ada di bumi kalimantan timur. Kutai barat sebagai daerah penyangga ibukota negara republik indonesia sangat berpotensi atau potensial sekali di bidang sektor pertanian, perternakan, perikanan, perkebunan bahkan wisata,” paparnya.

Bupati dua periode ini ingin menunjukkan kepada presiden jika Kutai Barat sangat siap menjadi penyangga ibu kota di masa depan. Di kabupaten ini juga banyak potensi wisata alam dan budaya. Namun aksesibilitas tidak mendukung untuk jadi wilayah penyangga.

“Kalau seperti itu kami sangat mendukung pembangunan IKN, karena kami akan mendapat dampak pembangunan yang selama ini kami nanti-nantikan terutama infrastruktur,” kata FX Yapan.

Tak ada nada satire. Bupati Yapan ingin menyampaikan agar pembangunan infrastruktur fisik besar-besaran di Ibu Kota Nusantara bisa berimbas ke Kutai Barat.

2 dari 2 halaman

Kebutuhan Bukan Kepentingan

Tak cukup sampai di situ, Bupati Yapan secara terang-terangan meminta pembangunan Jembatan Aji Tulur Jejangkat dilanjutkan. Bahkan minta dicarikan solusi proyek yang sudah mangkrak 11 tahun itu.

“Bapak presiden yang kami muliakan, dalam kesempatan ini kami mohon dengan segala hormat bapak presiden kiranya berkenan membantu atau cari solusi. Ada jembatan Aji Tulur Jejangkat,” ujar Yapan.

Dia menjelaskan, jembatan tersebut merupakan proyek multiyears dimulai tahun 2012. Namun tidak selesai pada tahun jamak.

“Jembatan ini sangat kami butuhkan. Jadi jembatan ini bukan kepentingan, tetapi kebutuhan. Karena bisa memperpendek waktu dari jalan yang ada saat ini kurang lebih selisih 2 jam. Ada selisih 70 kilometer lebih singkat dari pada ruas jalan yang ada saat ini,” kata Yapan penuh harap.

Di tayangan siaran langsung, saat FX Yapan menjelaskan soal jembatan tersebut, sorot kamera mengarah ke Presiden Jokowi. Menteri Sekretaris Negara Pratikno tampak bergeser posisi duduk ke samping presiden yang kosong.

Pratikno kemudian menunjukkan sebuah kertas di atas map kepada presiden. Presiden beberapa kali menunjuk ke kertas tersebut, sementara Pratikno membuka lembar berikutnya.

Presiden Jokowi terlihat beberapa kali mengangguk sambil berbicara dengan Mensesneg Pratikno. Anggukan presiden tersebut dilihat ribuan pasang mata warga Kutai Barat dengan penuh harap.

Wajar jika Bupati Yapan menyampaikan hal tersebut secara terbuka. Sebab sejak Indonesia merdeka, warga di Kabupaten ini belum pernah merasakan jalan mulus ketika hendak bepergian ke luar daerah. Kabupaten ini bahkan belum memiliki jembatan sama sekali yang menghubungkan dua sisi Sungai Mahakam.

Apalagi masih ada satu kabupaten lain yang juga ikut bergantung dengan akses jalan ini. Kabupaten yang berada paling ujung Sungai Mahakam itu adalah Kabupaten Mahakam Ulu.

FX Yapan bisa jadi merupakan suara hati rakyat Kutai Barat kebanyakan. Tidak menuntut berlebih, tidak pula keluhan, hanya menyampaikan harapan.

“Dan kami yakin sepulangnya pak presiden dan rombongan ke Ibukota Negara Republik Indonesia di Jakarta, maka Kutai Barat (ketika) siang dikenang, malam menjadi impian. Dan kami juga yakin dengan kedatangan pak presiden dengan rombongan yang lengkap ini maka kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, dan hari esok adalah harapan,” tutup Yapan mengakhiri laporan sekaligus sambutannya.