Sukses

10 Ribu Pengguna Anjat di Kutai Barat Pecahkan Rekor Dunia

Perhelatan Festival Dahau di Kabupaten Kutai memecahkan rekor dunia penggunaan 10 ribu anjat, tas Dayak, dalam satu tempat yang tercatat di MURI.

Liputan6.com, Kutai Barat - Kabupaten Kutai Barat berhasil mencetak rekor dunia pada penggunaan mawik gawaakng atau anjat terbanyak pada puncak perayaan Festival Dahau dalam rangka HUT ke-24 Kutai Barat, Minggu (5/11/2023). Ada 10 ribu anjat berbagai sub Suku Dayak yang digunakan puluhan ribu masyarakat Kutai barat di Taman Budaya Sendawar.

Bupati Kutai Barat FX Yapan dan Wakil Bupati H Edyanto Arkan kompak menggunakan anjat dengan motif suku masing-masing. Keduanya juga tampak gagah mengenakan pakaian adat Dayak Benuaq Tunjung.

Yapan memaparkan Kutai Barat selalu bersemangat mencetak rekor dunia. Selain anjat, Kutai Barat juga pernah mencetak penggunaan seraung terbanyak di dunia. Penggunaan Anjat terbanyak kali ini sukses memecahkan Rekor Muri dengan nomor urut ke-11.376 dunia.

“Pada Festival Dahau kali ini, kita cetak rekor dunia penggunaan anjat, sebelumnya kita juga pecahkan rekor seraung,” katanya.

Anjat adalah tas anyaman rotan khas etnis Dayak. Meski zaman semakin modern, namun penggunaan anjat tak pernah lekang oleh waktu. Bahkan, semakin tahun, motif dan bentuk anjat semakin berkembang.

“Anjat tidak ketinggalan zaman, motif-motifnya mengikuti perkembangan. Para penganyam anjat di Kutai Barat selalu tahu bagaimana membuat anjat mengikuti tren,” sebutnya.

Salah satu alasannya, kata dia, karena anjat adalah produk kearifan lokal yang berkualitas. Terbuat dari rotan hutan yang kuat dan dianyam menggunakan motif sub Suku Dayak yang bercerita.

“Terbuat dari rotan, tentu kualitasnya bagus dan kuat. Dianyam dengan lembut dan cara menganyamnya itu khusus jadi kuat walau diisi banyak barang,” ujar Yapan.

2 dari 2 halaman

Ketersediaan Rotan

Disinggung terkait rotan, Yapan menyebut jika pihaknya tengah mendorong masyarakat Dayak untuk budidaya rotan di tiap kampung. Pasalnya rotan adalah tumbuhan yang sangat dekat dengan warga Dayak dari beragam sub.

Tidak hanya dipakai untuk membuat anjat, rotan juga digunakan masyarakat sebagai membuat produk kerajinan tangan lainnya.

“Kita dorong masyarakat untuk budidaya rotan di Kutai Barat ini, penggunaan rotan sangat berguna sekali bagi masyarakat Adat Dayak yang memang bergantung pada hutan dan hasil hutan. di tiap-tiap kampung harus ada budidaya rotan,” kata Yapan.