Liputan6.com, Yogyakarta - Slogan From The River To The Sea ramai digunakan untuk mendukung Palestina di berbagai belahan dunia. Seruan ini merupakan respon konflik Israel-Palestina yang tidak kunjung berhenti.
Meski penggunaan slogan ini banyak dikecam, slogan From The River To The Sea tetap populer digunakan. Terlebih dalam berbagai aksi untuk menunjukan dukungan Palestina di berbagai lini media sosial.
Lantas, apa makna From The River To The Sea?
Advertisement
Dikutip dari berbagai sumber, slogan ini bermula saat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk oleh diaspora Palestina di bawah kepemimpinan Yasser Arafat, pada 1964. Saat itu, PLO menyerukan pembentukan satu negara yang membentang dari Sungai Yordan ke Laut Mediterania, yang mencakup wilayah bersejarah Palestina.
Baca Juga
Pembentukan wilayah ini menyusul pembentukan negara Israel pada 1948 silam. Setahun sebelumnya, PBB merencanakan pembagian wilayah itu menjadi negara Yahudi dan negara Palestina.
Namun pada 1948, terjadi pengusiran dan pembantaian etnis terhadap lebih dari 750 ribu warga Palestina dalam insiden "Nakba" atau yang artinya "bencana". Pengamat Palestina dan Israel menilai slogan "From the River to the Sea, Palestine will be free" mengandung makna yang berbeda, terutama pada istilah "bebas".
Kebebasan di sini mengacu pada fakta bahwa orang-orang Palestina telah ditolak realisasi haknya untuk menentukan nasib mereka sendiri. Terutama sejak Inggris memberikan orang-orang Yahudi hak untuk mendirikan tanah air di Palestina melalui Deklarasi Balfour 1917.
Penggunaan Slogan di Beberapa Negara
Slogan From The River to The Sea, Palestine Will Be Free digunakan secara luas untuk kampanye di Negara Barat. Pasalnya, kalimat ini terdiri dari dua bagian yang berima sama di akhirnya.
Namun, banyak negara Barat yang menentang slogan ini dan aksi bela Palestina. Asosiasi Sepak Bola di Inggris telah melarang pemain menggunakan slogan tersebut di akun media sosial pribadi mereka.
Polisi Austria mengambil sikap serupa, melarang protes pro-Palestina berdasarkan nyanyian tersebut dan mengklaim bahwa slogan tersebut telah diadopsi oleh kelompok bersenjata Hamas. Pihak berwenang Jerman menyatakan slogan tersebut dilarang dan dapat didakwa serta meminta sekolah-sekolah di ibu kota, Berlin, untuk melarang penggunaan keffiyeh, syal Palestina.