Liputan6.com, Blora - Bupati Blora Arief Rohman mengaku telah menginstruksikan Camat Randublatung untuk mengumpulkan para tokoh masyarakat di kecamatan setempat. Intruksi tersebut berkaitan dengan penentuan nama rumah sakit Randublatung yang rencananya akan diresmikan dalam waktu dekat.
Bupati yang akrab disapa Gus Arief ini juga membeberkan, pihaknya pada hari ini meninjau rumah sakit setempat.
"Karo arep (sambil akan) menyerap aspirasi nama rumah sakit," katanya saat berdialog dengan awak Liputan6.com, Senin malam (6/11/2023).
Advertisement
Gus Arief ingin nama rumah sakit Randublatung sesuai dengan aspirasi masyarakat.
"Ya namanya kalau bisa, aspirasi masyarakat apa. Akeh seng ngusulke Surosentiko, karena Samin Surosentiko aslinya kan dari Ploso Kediren," katanya.
"Ini kan pak Camat tak suruh tokoh-tokoh, tak kon ngumpulno. Terus ko desa-desa tak kon nyaringlah," imbuh Gus Arief.
Bupati Blora menegaskan, dalam penentuan nama rumah sakit Randublatung, pihaknya tidak akan otoriter. Baginya, terpenting adalah berdasarkan kesepakatan warga masyarakat Randublatung.
"Kita kan nggak otoriter. Maksudnya nama rumah sakit wong randu terpenting menyepakati. Mayoritas wong randu itu kiro-kiro opo, kan gitu. Nek perlu dipolling gak papa," ucapnya.
Gus Arief kemudian mencontohkan terkait sejarah nama dua rumah sakit di Kabupaten Blora, yaitu RSUD dr R Soetijono Blora dan RSUD dr R Soeprapto Cepu.
"Dulu rumah sakit sini kan sejarahe kan ya nama dokter. Kalau di Randublatung kan, tokoh yang di sana siapa, kan gitu. Kemarin sebagian masyarakat usul Surosentiko," katanya memungkasi.
Â
Transformasi Puskesmas Jadi Rumah Sakit
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Blora sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk pembangunan rumah sakit Randublatung tipe D. Pendirian rumah sakit tersebut di lahan yang awalnya adalah Puskesmas Randublatung.
Kepala Dinas Kesehatan Blora Edi Widayat mengungkapkan, pembangunan fisik rumah sakit Randublatung dikerjakan sejak pertengahan 2023 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.
"Tahun depan rumah sakit Randublatung sudah bisa beroperasi melayani pasien," ungkap Edi.
Menurutnya ada tiga fokus pembangunan rumah sakit Randublatung. Pertama, bangunan ruangan bangsal (perawatan) untuk menampung pasien rawat inap. Kedua, bangunan ruang bedah bagi pasien. Selanjutnya ketiga, ruangan bersalin bagi ibu yang akan melahirkan.
"Sesuai dengan rencana kami pembangunan RSUD ini tipe D," terangnya.
Lebih lanjut, Edi mengatakan, bahwa peralatan penunjang telah dipersiapkan tahun lalu. Saat ini pihaknya tengah mempersiapakan sumber daya manusia (SDM) untuk mengisi rumah sakit.
"Sementara kan tidak boleh merekrut. Jadi, untuk pelayanan kami ambilkan dari dua RSUD yang telah ada," pungkasnya.
Advertisement