Sukses

Kisah Inspiratif Pedagang Seblak Noyon Serang, Berkah dari Niat Penuhi 'Ngidam' Istri

Kisah inspiratif seorang pedagang seblak di Kota Serang dimulai dari keputusannya untuk berhenti dari pekerjaannya dan menemui tantangan ketika istrinya mengidamkan hidangan tertentu. Saat itulah perjalanan menuju kesuksesan dimulai.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam era ini, dorongan untuk mengembangkan ide bisnis baru menjadi kunci sukses di tengah perubahan dinamis. Berbagai usaha kecil bermunculan sebagai alternatif untuk mencapai kesuksesan. Salah satunya adalah inisiatif dari pedagang kuliner seperti Atma Wijaya yang telah mengubah wajah bisnis makanan dengan menjadikan seblak sebagai fokus utamanya.

Atma Wijaya, memberikan inspirasi melalui kisahnya membangun bisnis kuliner, Seblak Noyon. Pria berusia 40 tahun yang berjualan di pinggir jalan Kota Serang ini bercerita tentang awal mula ide jualan seblaknya ketika diwawancarai langsung di tempat pada Senin (13/11/2023).

Keberaniannya melepaskan pekerjaan sebelumnya untuk sepenuhnya fokus menjadi pedagang seblak mencerminkan semangat dan keyakinan akan potensi bisnis kuliner ini. Langkah berani ini telah membuktikan bahwa dengan dedikasi, bisnis Seblak Noyon ini sukses dalam segi penjualan, serta dapat menjadi kisah inspiratif bagi banyak orang untuk mengejar impian mereka di luar zona nyaman.

Seblak, hidangan khas Indonesia yang tengah naik daun, telah menarik hati banyak pecinta kuliner dengan cita rasa pedas dan gurihnya. Terutama saat kondisi cuaca dingin, seblak menjadi pilihan ideal untuk dinikmati. Makanan panas yang dapat menghangatkan tubuh dengan kelezatan rasa pedas.

Dikenal sebagai jajanan yang ramah di kantong, para pedagang seblak tidak jarang menawarkan porsi seblak yang memuaskan dan keunikan dalam beragam pilihan bahan sesuai selera. Tak heran, popularitas seblak meroket di kalangan remaja, bukan hanya karena harganya yang terjangkau, tetapi juga karena variasi bahan yang menarik. 

2 dari 3 halaman

Perjalanan Terciptanya Seblak Noyon

Awal cerita perjalanan bisnis seblaknya dimulai dari momen tak terduga dalam hidupnya. Waktu itu, Atma bekerja di sebuah perusahaan otomotif di bidang keuangan sementara istrinya bekerja di anak perusahaan besar di Kota Cilegon. Namun, ketika ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, istrinya pun terkena PHK.

Kala itu, keuangan mereka tersendat dengan hanya tersisa 200 ribu di kantong. Saat itu, sang istri sedang hamil, dan mengidam untuk makan ikan bakar. Dengan tekad kuat untuk mencoba hal baru, Atma memutuskan untuk memasak ikan bakar sendiri, kemudian terbesit di pikirannya untuk mempromosikannya, dan mencari pembeli sehingga mendapatkan penghasilan.

Awalnya, penjualan ikan bakar sukses di antara tetangga, bahkan dia menerima pesanan menu ayam bakar. Dengan bertambahnya permintaan, Atma mulai mencari tempat yang lebih strategis untuk berjualan.

"Pada saat itu, ada 11 pesanan ikan bakar. Jadi, kami memutuskan untuk mencari tempat yang lebih baik untuk berjualan," Atma mengungkapkan.

Lokasi untuk berjualan di Jalan KH Abdul Fatah Hasan, depan Disnakertrans Kabupaten Serang, baru terbentuk pada tahun 2019. Namun, saat berjualan ikan bakar, Atma merasa khawatir tentang makanan basi jika tidak terjual. Akhirnya, ia mencari ide untuk menjual makanan kering yang bisa disimpan kembali, yaitu seblak. 

Melalui perjalanan berjualan ini, Atma menemukan banyak kenalan dan peluang kerja sama. Meskipun banyak tawaran kerja sama, ia memilih untuk menolak, takut akan ada masalah pada masa depan.

Atma memiliki dua cabang lain di Pandeglang dan Ciruas yang telah beroperasi selama satu tahun. Nama "Seblak Noyon" berasal dari bahasa daerah Serang yang berarti "lagi, lagi, dan lagi."

"Saya memberi nama Noyon agar pelanggan terus kembali membeli seblak saya, dan untuk memastikan nama itu tetap teringat oleh mereka," jelasnya. 

 

3 dari 3 halaman

Ciri Khas Seblak Noyon

Seblak Noyon memiliki perbedaan dengan seblak lain di Kota Serang, terutama dalam sumber bahan baku yang langsung diambil dari Bandung, tempat asal makanan ini. Seblak Noyon tetap murni dengan tanpa tambahan sayuran dan tidak mengandung bahan-bahan baru seperti dumpling, seafood, atau bahan kering lainnya, sehingga tetap mempertahankan "kesucian" seblak Bandung.

"Atas keaslian resep seblak Bandung, istri saya yang asli Bandung menjelaskan bahwa seblak tidak seharusnya mengandung sayuran, kami hanya menjual seblak asli," ungkap Atma.

Kuah seblak Noyon sendiri merupakan racikan khusus yang dibuat langsung oleh Atma, memberikan ciri khas kuah seblak yang kental dan meresap.

Atma menjelaskan bahwa pendapatan bersih harian yang bisa diperolehnya sekitar Rp700 hingga 800 ribu. Namun, belakangan ini, pendapatannya mengalami penurunan akibat proyek pembangunan trotoar jalan dan faktor lainnya. Atma berharap agar bisnis seblaknya terus berkembang dan semakin dikenal oleh masyarakat lebih luas.