Liputan6.com, Bandung - Akhir-akhir ini media sosial kembali membahas tentang konten anak-anak yang sering menirukan Skibidi Toilet. Diketahui konten Skibidi Toilet pertama kali viral di kanal YouTube khususnya melalui YouTube Shorts.
Terlihat anak-anak kecil banyak yang menirukan tingkah dari Skibidi Toilet dan mendapatkan respon miris dari sejumlah warganet. Bahkan, tidak sedikit akun TikTok lain memberikan peringatan bahwa konten tersebut tidak sesuai untuk anak-anak.
Baca Juga
Sementara itu Skibidi Toilet juga dibuat menjadi sebuah seri animasi oleh seorang animator di kanal YouTubenya bernama DaFuqBoom (Alexey). Banyaknya pengguna yang tertarik dengan tayangan tersebut bahkan membuat episode terbarunya telah disaksikan oleh 35 juta orang.
Advertisement
Animasi yang diunggah di YouTube tersebut menampilkan beberapa adegan yang mengerikan dan disarankan untuk tidak dilihat oleh anak-anak. Namun sayangnya, karena diunggah melalui platform YouTube siapa pun bisa mengakses video tersebut termasuk anak-anak.
Sehingga banyak anak-anak yang secara tidak sadar membuat mereka meniru beberapa adegan yang ada di animasi tersebut dan memunculkan sindrom Skibidi Toilet. Di antaranya dengan memasukan tong sampah dan kartus ke dalam toilet atau meniru tingkah Skibidi Toilet.
Para orangtua juga diminta untuk lebih memperhatikan anak-anaknya terutama yang sudah mempunyai ponsel sendiri. Pengawasan orangtua masih dibutuhkan untuk anak-anak tersebut karena konten Skibidi Toilet dinilai mempunyai dampak negatif kepada anak.
Diketahui dampak konten Skibidi Toilet bisa memengaruhi perkembangan kognitif dan emosional anak-anak. Mengingat anak-anak belum sepenuhnya memahami keputusan apa yang mereka tonton dan belum mengerti apa yang mereka tonton.
Anak-anak juga kerap kali mengikuti apa saja yang dia lihat maka dari itu konten Skibidi Toilet dinilai memberikan dampak negatif karena terdapat adegan-adegan yang belum boleh disaksikan anak-anak.
Lantas Apa Itu Skibidi Toilet?
Melansir dari gamerant Skibidi Toilet merupakan konten dari YouTube Short yang mempunyai animasi aneh dan mengerikan. Kehadiran animasi tersebut menuai pro dan kontra karena sebagian ada yang menilai animasinya menarik untuk dilihat.
Sementara itu, Skibidi Toilet bisa viral di internet tanpa konteks yang jelas dan pertama kali animasinya tayang pada Februari 2023 di kanal YouTube DaFuq!?Boom!. Sejak itu episode pertamanya menjadi viral di antara pengguna YouTube khususnya anak-anak.
Penampilan dari Skibidi Toilet sendiri digambarkan dengan kepala pria dengan senyum menyeringai aneh dan menyeramkan. Namun, setengah badan ke bawah dari pria tersebut merupakan toilet.
Awalnya video pendek Skibidi Toilet tidak mempunyai alur yang jelas dan pada episode ketiga mulai memperlihatkan sosok tersebut bertarung dengan orang-orang di kota. Sementara itu, saat ini, total sudah ada 67 episode untuk animasi Skibidi Toilet.
Sebagai informasi sosok Skibidi Toilet dibuat oleh seorang animator bernama Alexie dan sudah bekerja lama di dunia animasi. Alexie membuat Skibidi Toilet menggunakan Source Filmmaker rilisan Valve pada 2012.
Alexie menyebutkan dengan Filmmaker animasi Skibidi Toilet bisa dibuat karena kemudahan akses dan antarmukanya. Kemudian ia merilis animasi tersebut melalui YouTube DaFuq!?Boom.
Sementara itu, animasi Skibidi Toilet menjadi populer dan akun YouTube serta TikToknya mendapatkan jutaan pengikut dalam beberapa minggu.
Advertisement
Orangtua Diminta Awasi Anak
Animasi Skibidi Toilet terbukti populer hingga saat ini dan banyak disukai oleh anak-anak meski tampilannya aneh dan mengerikan. Selain itu di media sosial banyak juga memperlihatkan video anak-anak yang terkena sindrom Skibidi Toilet.
Sindrom tersebut memperlihatkan anak-anak yang menirukan adegan di dalam animasi tersebut. Terlihat anak-anak menirukan gerakan aneh Skibidi Toilet dengan berjongkok, kepala berjoget, hingga mata dan mulut yang menyanyikan lagu tersebut.
Gerakan aneh yang diikuti oleh banyak anak-anak tersebut memunculkan istilah “Sindrom Skibidi Toilet” yang jadi perhatian publik saat ini. Bahkan sejumlah ahli juga menilai bahwa animasi tersebut mempunyai dampak negatif untuk anak dan tidak mempunyai manfaat.
Para orangtua juga diminta untuk bisa mengawasi setiap gerak-gerik anak ketika menggunakan ponsel. Terutama untuk anak-anak yang memang masih membutuhkan pengawasan dari orangtuanya.