Liputan6.com, Bandung - Nama Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak menjadi sorotan publik usai dirinya menyampaikan bahwa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menjadi tersangka dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Pria yang menjabat sebagai Direktur Direskrimsus Polda Metro itu menyampaikan bahwa terdapat fakta-fakta penyidikan yang menjadi bukti Firli Bahuri sebagai tersangka.
"Berdasarkan fakta-fakta penyidik maka pada hari ini, telah dilaksanakan gelar perkara dengan ditemukannya bukti yang cukup saudara FB selaku Ketua KPK RI sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi," ujarnya dalam jumpa pers pada Rabu (22/11/2023) malam.
Advertisement
Penetapan tersangka Firli Bahuri dilakukan usai Ketua KPK tersebut melakukan pemeriksaan kedua yang dilakukan penyidik gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya pada Selasa (14/11/2023).
Selain itu, Kombes Ade mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa 86 saksi dan delapan ahli pada kasus tersebut. Di antaranya delapan ahli tersebut terdiri dari empat ahli hukum pidana, satu ahli hukum acara, satu ahli atau pakar mikroekspresi, satu ahli multimedia, dan satu ahli digital forensik.
"Sampai Senin kemarin tanggal 13 November 2023 sebanyak 86 orang saksi telah dilakukan pemeriksaan dan delapan orang ahli," pungkasnya.
Sebagai informasi, Ketua KPK Firli Bahuri ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus pemerasan dan dugaan penerimaan gratifikasi. Saat ini, Polda Metro Jaya menyatakan sudah menyita sejumlah bukti dan memeriksa sejumlah saksi.
Profil Ade Safri Simanjuntak
Ade Safri Simanjuntak merupakan seorang polisi kelahiran 26 Desember 1974 di Surabaya, Jawa Timur. Dia mempunyai marga Batak Toba dan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol)Â pada 1996 dari reserse.
Selain lulusan Akpol, Ade Safri juga pernah menempuh pendidikan militer lainnya seperti PTIK, SESPIM (2010), dan SESKO TNI (2022). Mempunyai latar belakang pendidikan polisi dan militer membuatnya pernah menjabat posisi strategis di instansi kepolisian.
Misalnya saja, Ade pernah meniti kariernya dan menjabat sebagai Kasat Lantas Poltabes Surakarta. Kemudian pada 2010 dia pernah ditunjuk menjadi Pamen Polda Jateng dan kemudian jadi Kasubdit Regident Dirlantas Polda Jatim.
Namun jabatan tersebut harus berakhir karena Ade Safri Simanjuntak harus dipindahtugaskan ke Papua. Adapun pada 2014, Ade mulai bertugas menjadi Pamen Polda Papua dan menjabat selama dua tahun.
Setelah itu, ia kemudian masuk dalam daftar rotasi jabatan untuk ditunjuk sebagai Kapolres Karanganyar. Setelah menjabat sekitar satu tahun, Ade kemudian pindah tugas menjadi Wadisabraha Polda Jabar dan posisi tersebut dia jabat selama tiga tahun.
Sementara itu, pada awal tahun 2020, Ade Safri kemudian ditunjuk sebagai Ditreskrimsus Polda Lampung. Namun jabatannya tidak bertahan lama, karena harus dipindahkan kembali menjadi Kapolresta Surakarta.
Sebagai Kapolresta Surakarta, Ade melalui jabatan tersebut selama dua tahun dan dipindahtugaskan sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri. Hal tersebut dilakukan karena pengalaman Ade dalam bidang reserse.
Advertisement
Ditunjuk sebagai Ditreskrimum Polda Metro Jaya
Kombes Ade Safri Simanjuntak kemudian masuk dalam daftar mutasi jabatan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Adapun mutasi tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor: ST/1394/VI/KEP/2023 tertanggal 24 Juni 2023.
Sebelum terpilih menjadi Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Ade menjabat sebagai Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri. Diketahui Ade Safitri terpilih untuk menjabat posisi tersebut untuk menggantikan Kombes Auliansyah Lubis.
Sebagai informasi, Kombes Ade Safri Simanjuntak merupakan salah satu perwira yang berpengalaman dalam bidang reserse. Dia pernah menyelesaikan salah satu kasus yaitu aksi premanisme yang terjadi di wilayah hukumnya saat itu di bawah naungan Polres Surakarta.
Berikut ini adalah sejumlah riwayat jabatan yang pernah dijabat oleh Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak:
1. Kasat Lantas Poltabes Surakarta.
2. Pamen Polda Jateng (2010).
3. Kasubdit Regident Ditlantas Polda Jatim.
4. Pamen Polda Papua (2014).
5. Kapolres Karanganyar (2016).
6. Wadirsabhara Polda Jabar (2017).
7. Dirreskrimsus Polda Lampung (2020).
8. Kapolres Surakarta (2020).
9. Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri (2022).