Sukses

Tempoyak, Kuliner Khas Lampung yang Kaya Rasa

Tempoyak juga dibuat menggunakan sedikit garam dan difermentasi di dalam wadah kedap udara selama tiga hari berturut-turut.

Liputan6.com, Jakarta Gulai tempoyak, hidangan yang kaya akan cita rasa dan keunikan varian dan rasa ini merupakan salah satu makanan khas yang berasal dari daerah Lampung.

Perpaduan antara bumbu rempah yang khas dengan aroma dan rasa unik tempoyak memberikan pengalaman Kuliner Lampung yang tak terlupakan bagi para penikmatnya.

Makanan ini dibuat dari daging durian yang sudah matang. Selain daging durian, tempoyak juga dibuat dengan menggunakan sedikit garam dan difermentasi di dalam wadah kedap udara selama tiga hari berturut-turut. 

Gulai tempoyak memiliki sejarah panjang yang melekat erat dengan budaya Lampung. Dipercaya bahwa hidangan ini bermula dari kearifan lokal masyarakat Lampung dalam memanfaatkan hasil alam mereka.

Seperti durian untuk membuat tempoyak, yang kemudian diolah menjadi hidangan gulai yang lezat. Pembuatan gulai tempoyak memerlukan keahlian khusus dalam memadukan bumbu-bumbu tradisional dengan tempoyak yang sudah difermentasi dengan tepat. 

Hal ini menghasilkan perpaduan rasa yang unik dan menjadi ciri khas dari hidangan tersebut. Rasa gulai tempoyak tidak dapat disamakan dengan hidangan lainnya. 

Aroma kuat dari tempoyak, yang kadang-kadang terasa cukup kuat bagi beberapa orang, seimbang dengan perpaduan rempah-rempah khas yang memberikan sensasi nikmat pada lidah. 

2 dari 2 halaman

Rasa Identik

Rasa gurih, pedas, manis, dan sedikit asam bergabung dalam setiap suapan, menciptakan harmoni rasa yang khas.

Keunikan rasa gulai tempoyak tidak hanya terletak pada cita rasanya, tetapi juga dalam nilai-nilai budaya dan tradisi Lampung yang terkandung di dalamnya. 

Hidangan ini menjadi bagian dari identitas kuliner dan warisan yang harus dijaga dan dilestarikan. Gulai tempoyak merupakan bukti kekayaan budaya Lampung dalam mengolah bahan-bahan lokal menjadi hidangan yang memikat lidah. 

Keunikan rasa yang luar biasa ini membuatnya layak menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan kuliner Indonesia.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad