Liputan6.com, Kendari - Sebuah video viral berdurasi 0,24 detik, merekam keributan antara mahasiswa dan sejumlah pekerja di Pelabuhan Murhum Baubau, Kamis (23/11/2023). Dalam video tersebut, terlihat sejumlah mahasiswa yang hendak menuju Munas ke-32 HMI di Pontianak, terlibat saling dorong dan adu mulut di dalam areal pelabuhan.Â
Sempat terlihat puluhan mahasiswa, saling dorong dengan sejumlah pekerja di pelabuhan. Sejumlah pria berpakaian seragam, beberapa diantaranya anggota polisi dan TNI, terlihat berusaha melerai keributan.Â
Baca Juga
Pihak KSOP Baubau, melalui Kasi Lala Rasyid mengungkap kronologi kejadian hingga memicu kericuhan antara mahasiswa dan petugas. Saat itu, sejumlah mahasiswa berusaha masuk ke Kapal Pelni.
Advertisement
Dia mengatakan, awalnya pihak KSOP Baubau mendapatkan laporan adanya ratusan mahasiswa dari Pelabuhan Nusantara Kendari hendak menggunakan fasilitas kapal Pelni menuju Munas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pontianak Kalimantan Barat, 24-28 November 2023.Â
"Di mana, sebelumnya HMI Baubau telah mengirimkan surat ke Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk meminta dispensasi potongan tiket terkait keberangkatan mereka dengan jumlah 50 orang," ujar Rasyid.Â
Rasyid menjelaskan, surat permintaan sudah dilayangkan sejak 19 November 2023. Kemudian, menanggapi permintaan ini, Kementerian Perhubungan sudah memberikan dispensasi.Â
Salah satu isi dispensasinya, bahwa untuk permintaan mahasiswa bisa diberikan dispensasi potongan harga sebesar 20 persen dari harga tiket.Â
"Dengan harga tiket sekitar Rp370 ribu, tinggal membayar Rp300 ribu dari Baubau ke Balikpapan. Itu sudah diskon 20 persen," Jelas Rasyid.Â
Menurut Rasyid, membahas permintaan mahasiswa, pihak KSOP Baubau sudah menggelar rapat sejak Senin (20/11/2023). Rapat diikuti Kapolsek Pelabuhan Murhum, Dinas Perhubungan, Kesbangpol Kota Baubau, Satpol PPPP dan instansi terkait.Â
Dari hasil rapat, KM Lambelu yang rencananya akan ditumpangi mahasiswa ke Balikpapan, semua tiket sudah habis terjual. Sehingga, potongan harga yang diterima mahasiswa dengan jumlah 20 persen, hanya bisa masuk kategori non-seat.Â
Kemudian, rapat lanjutan digelar Rabu (22/11/2023), ternyata jumlah rombongan mahasiswa dari 50 orang bertambah menjadi 345 orang. Setelah dilakukan pengecekan lebih jauh, yang ada hanya 245 orang.
"Lalu, siangnya kami dapat informasi yang lewat laut hanya sekitar 159 orang saja. Jumlah ini kemudian bertambah lagi menjadi 161 orang. Mereka semua berasal dari Cabang Kendari, Kolaka Utara, Konawe dan lainnya," jelas Rasyid.Â
Kata Rasyid, mahasiswa sempat berorasi agar bisa masuk ke dalam kapal Pelni. Namun, KSOP hanya berupaya mengikuti arahan direksi PT Pelni, bahwa yang tak memiliki tiket, tidak diizinkan masuk ke dalam ruang tunggu dan kapal.Â
Saat itulah, diduga menjadi penyebab utama keributan antara mahasiswa dan pihak pelabuhan.Â
"Namun, daripada ribut dan mereka tidak bikin onar di pelabuhan Baubau, kami patungan beberapa instansi agar mereka bisa berangkat," ujar Rasyid.Â
Dia merinci, jumlah patungan dari beberapa instansi untuk membiayai keberangkatan mahasiswa yakni Rp300.000 dikalikan 161 orang. Total keseluruhan yakni Rp48.300.000.
Koordinator Rombongan HMI, Muhammad saat dikonfirmasi wartawan di Pelabuhan Murhum Baubau mengatakan, tidak mengetahui awal keributan di pelabuhan. Namun, dia memastikan, ada beberapa di antara mahasiswa terkena pukulan.Â
"Tadi situasinya tak bisa terkendali, mungkin ada provokator yang masuk kami juga belum tahu," Ujar Muhammad.Â
Dia mengakui, rombongan mahasiswa HMI di Pelabuhan Murhum Baubau rencananya akan menuju Pontianak. Pihaknya berupaya, agar mahasiswa bisa masuk ke KM Lambelu yang akan membawa mereka ke pelabuhan Balikpapan.