Sukses

Rahasia TNI Mendapat Dukungan Warga Nduga

TNI yang ditugaskan di Kaneyam Kabupaten Nduga Papua Pegunungan tak harus mengokang senjata, ini rahasianya.

Liputan6.com, Nduga - Selama bertugas lima bulan di Nduga, Papua Pegunungan, warga sudah akrab dan biasa berinteraksi dengan TNI AD dari Batalyon Infanteri 411/Pandawa Brigif 6 Divisi 2 Kostrad. Daerah yang sebelumnya akrab dengan teror bersenjata oleh anak buah Egianus Kogoya ini kini berangsur adem.

Aktivitas warga juga normal. Tak ada rasa takut saat berkebun, buruh bongkar muat di Dermaga Amor, jalan ke hutan, anak-anak ramai berangkat sekolah dan aktivitas lainnya.

Apa yang dilakukan tentara ketika tak mengokang senjata, tapi bisa menentramkan warga?

Pasiter Satgas Lettu Inf Sunariyo menuturkan bahwa para tentara dibekali soft skill berupa komunikasi publik. Mereka juga diharuskan ramah kepada semua penghuni semesta. 

"Kami bersyukur, suasana di depan Pos Kotis Keneyam saat ini lebih berwarna oleh kesibukan masyarakat. Tidak lagi sepi ataupun sunyi, seperti lima bulan lalu," kata Lettu Sunariyo.

Ditambahkan, saat ini jika ada logistik, anggota TNI tak segan berbagi sarapan dengan anak-anak yang akan berangkat sekolah. Seperti pada Kamis (23/11/2023), 100 bungkus nasi disiapkan di depan Pos Kotis Keneyam.

"Mendukung gerakan literasi dan mencerdaskan bangsa, kami juga sediakan alat tulis berupa buku tulis, buku gambar, pena, pensil, penggaris dan penghapus. Tak seperti di kota, barang-barang itu susah didapat sehingga bisa menurunkan semangat belajar anak-anak," katanya.

Suasana adem itu merupakan sejarah baru. Menurut komandan pasukan Letkol INF Subandi, kondisi seperti ini  ini belum pernah terjadi sebelumnya. Selama ini Keneyam dipetakan sebagai daerah rawan gangguan kelompok sipil bersenjata.

"Kunci utama adalah kerja nyata, tulus, dan kerja ikhlas. Tanpa dukungan masyarakat akan sangat berat. Jadi jangan pisahkan ataupun jangan adu domba TNI dengan masyarakat, karena TNI lahir dari rakyat," kata Letkol Subandi.

Program teritorial harus dijalankan. Yang konkrit dan mudah ditemui adalah tiap Selasa dan Jumat serta Minggu di Pos Kotis Keneyam dan Pos Kout Batas Batu para tentara ini berbagi beras 3 kg dan mie instan. Sangat sederhana, tapi ternyata program ini sangat mengena.

"Di Keneyam, beras merupakan barang mewah karena harganya cukup mahal, 1 kg bisa sampai 25 rb, ini terjadi karena biaya distribusi logistik ke Keneyam sangat mahal. Walhasil, program berbagi yang dilakukan tiga kali dalam seminggu ini dirasakan sangat membantu," kata Letkol Subandi 

Program terbaru adalah berbagi nasi bungkus. Ini dimaksudkan agar anak-anak sekolah gizinya terjaga dan memudahkan orang tua mereka karena tak harus menghabiskan waktu untuk memasak.

 

 

Video Terkini