Liputan6.com, Bandung - Ketika membuat sebuah karya tulis khususnya novel atau cerpen terdapat salah satu unsur dalam cerita yang penting untuk digunakan. Unsur tersebut adalah “Sudut Pandang” karena dengan menggunakan sudut pandang alur cerita akan berjalan dengan jelas dan menarik.
Bagi seseorang yang sudah sering menulis karya-karya cerita tentunya tidak asing dengan sudut pandang. Pasalnya, kehadiran sudut pandang berguna untuk membantu pengarang menentukan posisi ceritanya dalam kisah yang mereka tulis.
Alur dalam sebuah cerita bisa berbeda-beda tergantung dari sudut pandang mana yang digunakan oleh sang penulis. Pembaca juga akan memiliki pengalaman tersendiri tergantung dari sudut pandang yang akan mereka gunakan.
Advertisement
Melansir dari Big Books Bahasa Indonesia milik Idhoofiyatul Fatin dan Mahabbatul Camalia dijelaskan jika sudut pandang merupakan posisi pengarang dalam melukiskan ceritanya. Sudut pandang juga disebut sebagai point of view.
Tugas dari sudut pandang tentunya untuk memberikan gambaran dari cara memandang tokoh-tokoh atau naskah yang ada dalam cerita. Sehingga, pembaca akan bisa menempatkan dirinya dalam posisi tertentu di dalam cerita tersebut.
Sebagai informasi, sudut pandang merupakan salah satu unsur yang terdiri dalam unsur intrinsik dalam sebuah cerita. Terdapat berbagai macam jenis sudut pandang berikut ini adalah jenis-jenisnya.
Jenis-Jenis Sudut Pandang
1. Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama atau first person point of view merupakan jenis sudut pandang yang sesuai dengan julukannya. Dimana pembaca menggunakan sudut pandang orang pertama dan seakan-akan menjadi tokoh dalam cerita tersebut.
Misalnya sudut pandang orang pertama menggunakan kata ganti seperti “saya”, “aku”, “kami”, dan lain-lain. Pengarang juga biasanya membuat cerita masuk ke tokoh sentral dan bisa dikatakan semua yang berkaitan perasaan, pikiran, dan kejadian tokoh “aku” akan digambarkan melalui cerita tersebut.
2. Sudut Pandang Orang Kedua
Sudut Pandang Orang Kedua merupakan sudut pandang yang menggunakan gaya “kau” untuk variasi cara memandang tokoh aku dan dia. Biasanya sudut pandang orang kedua digunakan sekedar sebagai selingan.
Diketahui sudut pandang orang kedua sering terlihat dalam puisi, pidato, artikel persuasif, hingga penulisan instruksional.
Advertisement
Jenis-Jenis Sudut Pandang
3. Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga merupakan teknik sudut pandang yang menggunakan kata ganti seperti “dia”, “ia”, atau nama tokoh dalam bentuk jamak “mereka”. Sudut pandang orang ketiga dan orang pertama mempunyai perbedaan pada kebebasan peran di dalam cerita.
Misalnya sudut pandang orang pertama pengarang bisa menjadi sosok dirinya dalam cerita tersebut namun hal tersebut tidak berlaku dalam sudut pandang orang ketiga. Kemudian jika narator adalah karakter dalam cerita maka pembaca akan membaca apa yang diamati ketika cerita tersebut terungkap.
Narator mempunyai tiga kemungkinan perspektif dari dalam sudut pandang dalam cerita orang ketiga. Berikut ini adalah tiga perspektif dari macam sudut pandang dalam cerita orang ketiga:
- Terbatas
Sudut pandang orang ketiga terbatas yaitu narator hanya melihat apa yang ada di depannya. Penonton peristiwa ketika mereka terbuka dan tidak dapat membaca pikiran dari karakter lainnya.
Selanjutnya
- Maha Tahu
Jenis ini adalah seorang narator maha tahu melihat semuanya sama seperti dewa yang mengetahui semua jenis. Dia melihat apa yang dilakukan oleh masing-masing dari karakter dan bisa melihat ke dalam pikiran masing-masing karakter.
- Maha Tahu Terbatas
Sudut pandang ini hanya bisa melihat ke dalam pikiran satu karakter saja dan mungkin melihat peristiwa lain terjadi. Namun hanya tahu alasan tindakan satu karakter saja dalam cerita.
4. Sudut Pandang Campuran
Sudut pandang campuran merupakan sudut pandang yang menggabungkan kedua jenis sebelumnya yaitu dari sudut pandang pertama dan ketiga. Biasanya ciri dari sudut pandang campuran adalah ketika pengarang bisa masuk ke cerita yang bukan sebagai tokoh utama dan ada saatnya ada di luar cerita sebagai orang biasa.
Advertisement