Liputan6.com, Jakarta - Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan) secara resmi melanjutkan kebijakan pengembangan kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).
Penandatanganan perpanjangan perjanjian kerja sama melibatkan beberapa bagian lingkup satuan Perpusnas, diantaranya Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus (PPUK), Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi (PSMPT), Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara), dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin).
Baca Juga
Rektor Unhan Jonni Mahroza menyampaikan perpanjangan perjanjian kerja sama ini menjadi penting dalam memperkuat sinergi dalam pengembangan perpustakaan di era kemajuan teknologi.
Advertisement
Dikatakan bahwa pelayanan kepada pemustaka tidak lagi dapat dilakukan secara konvensional, terutama di tengah pandemi Covid-19. Fokus pelayanan perpustakaan semakin terarah pada kehandalan teknologi telekomunikasi dan informasi digital.
"Dengan luasnya negara dan sebaran penduduk di berbagai pulau, sinergitas solid antar lembaga menjadi kunci dalam mengembangkan budaya literasi guna menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara merata," ungkap Jonni dalam Kunjungan Kerja dan Penandatanganan Perpanjangan Perjanjian Kerja Sama Unit Pelaksana Akademis (UPA) Perpustakaan Unhan dengan Perpusnas pada Senin (27/11/2023).
Hingga saat ini, lanjutnya, Unhan telah mendidik lebih dari 2.671 mahasiswa aktif di berbagai program studi.
"Dengan komunitas akademis yang besar tersebut, maka Perpustakaan Unhan berupaya meningkatkan pelayanan dan mempermudah aksesibilitas informasi yang dibutuhkan oleh seluruh civitas akademika Unhan," lanjutnya.
Rektor mengatakan UPA Perpustakaan Unhan telah berhasil mendapatkan akreditas A pada Desember 2020, dan akan dilaksanakan reakreditasi pada tahun 2025.
"Ini akan mewujudkan visi Unhan sebagai World Class Defence University," katanya.
Jonni juga mengajak untuk mengembangkan program berkualitas guna memperkuat rasa kebangsaan generasi masa depan. Salah satu usulan program adalah literasi kebangsaan berkelanjutan, yang proses implementasinya dapat dirancang bersama setelah kesepakatan kerja sama.
"Semua upaya ini dilakukan dengan mengedepankan inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga swasta dan akademisi," imbuhnya.
Â
Jadi Produsen Bukan Pencari Kerja
Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan pentingnya perpustakaan dalam menunjang kegiatan akademik.
"Tantangan yang dihadapi perpustakaan saat ini bagaimana memenuhi beragam kebutuhan penggunanya, maka penting adanya kerja sama dengan para pemangku kepentingan," katanya.
Syarif mendorong perguruan tinggi untuk melibatkan mahasiswa dalam produksi dan menjadikan Indonesia sebagai negara produsen tidak hanya konsumen.
Menurutnya, perguruan tinggi harus mampu menciptakan mahasiswa yang dapat memproduksi barang dan jasa, bukan hanya mencari lapangan kerja. Paradigma pendidikan perlu berubah agar lebih relevan dengan sumber daya alam yang melimpah.
"Pentingnya memfokuskan pendidikan untuk menciptakan negara produsen. Sumber daya alam melimpah seharusnya menjadi kekuatan untuk mengubah Indonesia menjadi negara industri," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Syarif juga menyerahkan kartu tanda anggota kehormatan kepada Rektor Unhan sekaligus penyerahan simbolis bantuan buku siap layan dan sarana prasarana penunjang lainnya untuk perpustakaan Unhan.
Advertisement