Liputan6.com, Jakarta - Renovasi di Jalan Kho Tarnaya oleh Pemerintah Kota Serang awalnya disambut baik oleh warga setempat, mengingat keluhan akan kondisi jalan yang rusak dan sering berlubang.
Namun, kini, trotoar yang seharusnya menjadi fasilitas penunjang keamanan dan kenyamanan pejalan kaki di kawasan tersebut terabaikan. Sebaliknya, kini trotoar justru penuh hiruk-pikuk para pedagang kaki lima.
Trotoar seharusnya memiliki fungsi utama sebagai jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman. Selain itu, trotoar juga diharapkan dapat mendukung estetika kawasan dan memberikan ruang bagi pejalan kaki untuk beraktivitas dengan lebih leluasa.
Advertisement
Baca Juga
Dengan dibangunnya kembali trotoar di Jalan Kho Tarnaya, pemerintah setempat berharap untuk memberikan fasilitas yang lebih baik kepada warga kota.
Namun, harapan tersebut kini terancam oleh ulah para pedagang kaki lima yang mengambil alih trotoar sebagai tempat berdagang.
Trotoar yang seharusnya bersih dan tertata rapi kini dipenuhi oleh beragam lapak dagangan, mulai dari penjual makanan hingga pedagang lainnya. Akibatnya, fungsi utama trotoar sebagai jalur aman pejalan kaki terabaikan.
Dewi, salah satu warga kota berusia 20 tahun, mengungkapkan kekesalannya terhadap kondisi ini. Menurutnya, trotoar yang seharusnya menjadi tempat nyaman bagi pejalan kaki kini menjadi tidak teratur dan kurang estetis.
"Saya sebagai warga sangat terganggu karena kurang pas di mata, jadi tidak rapih dan cantik," ujarnya.Â
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kondisi Setelah Renovasi
Tidak hanya itu, keberadaan pedagang kaki lima di trotoar juga merugikan kantor-kantor yang berada di sekitar area tersebut. Dewi menyampaikan keprihatinannya terkait sulitnya akses bagi pengunjung atau pembeli yang ingin mendekati kantor-kantor.
"Kasihan sama instansi yang ada di sana, jadi para pengunjung atau pembeli jadi terhalang yang ingin pergi ke kantor itu," tambahnya.
Fungsi trotoar yang seharusnya menjadi pelengkap dan penunjang kehidupan kota kini malah terabaikan. Keberadaan pedagang kaki lima menciptakan kemacetan di sekitar trotoar, karena pembeli yang parkir sembarangan, meningkatkan risiko kecelakaan bagi pejalan kaki yang terpaksa harus melewati jalan raya.
Dewi berharap pemerintah Kota Serang segera mengambil langkah tegas untuk menanggulangi masalah ini.
"Harapannya sih buat pemerintah mungkin menyediakan tempat atau daerah khusus nih buat para pedagang kaki lima itu, dan kalau bisa selalu cek controlling lah ya supaya pedagang kaki limanya juga engga ada yang bandel," harap Dewi.
Dia berharap agar trotoar yang sudah dibangun tidak kembali menjadi tempat yang kacau seperti sebelumnya dan para pejalan kaki dapat menikmati fasilitas dengan aman dan nyaman.
Advertisement