Sukses

Penampilan Ciamik Timnas Mali di Ajang Piala Dunia U-17 Indonesia

Timnas U-17 Mali menjadi salah satu tim yang diprediksi oleh penikmat sepak bola tanah air yang akan menjuarai ajang kompetisi kelompok umur tingkat dunia itu.

Liputan6.com, Solo - Timnas U-17 Mali menjadi salah satu tim yang banyak diprediksi oleh penikmat sepak bola tanah air. Kompetisi Piala Dunia U-17 di Indonesia juga memberikan banyak pengalaman berharga yang diterima pemain Mali selama mengikuti ajang kompetisi kelompok umur tingkat dunia tersebut.

Pelatih Soumalia Coulibaly mengungkapkan timnya harus konsisten bagaimana pemain harus menjaga reaksi pada saat pertandingan. 

Timnas U-17 Mali sukses membuat kejutan dan menjadi kuda hitam saat lolos ke semifinal. Mereka harus bersaing dengan tiga raksasa sepak bola dunia, Timnas Argentina, Prancis dan Timnas Jerman. Bourama Kone dan kawan-kawan itu sukses menjuarai posisi ketiga setelah menaklukkan Timnas Argentina dengan skor akhir 3-0.

Coulibaly menyebut dirinya telah menganalisis Timnas U-17 Mali yang sudah melakukan perjalanan selama melakoni turnamen kelompok usia ini. Ia menyebut dua kartu kuning yang mereka dapat saat melawan Spanyol dan Prancis menjadi catatan yang tidak disukai oleh sang pelatih.

"Terkadang saya tidak senang dengan hal itu (kartu merah). Tetapi saat di lapangan kami tidak bisa menjaga reaksi pemain saat pertandingan. Ini tentu bisa jadi pelajaran dan pengalaman bagi para pemain muda agar bisa memikirkan lagi tentang kartu Merah di sebuah turnamen. Karena ini merupakan hal penting," kata dia di Solo, Sabtu (2/12/2023).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Langganan Juara di Kompetisi Afrika

Menurut dia, pengaruhnya hasil Piala Dunia U-17 tersebut untuk perkembangan pemain muda di Mali, menjadi peran penting untuk para pemain muda, khususnya yang ada di tim mereka. Untuk perkembangan pemain muda Mali, bisa dilihat dari performa tim tersebut di setiap kejuaraan yang diikuti.

"Dari Kejuaraan Afrika U-17, lalu lolos sampai semifinal menempati peringkat 3-4, kemudian kami bermain di Piala Dunia U-17 menjadi next step berikutnya. Setiap pertandingan mereka semakin matang dan, ini akan turut membuat tim pelapis mereka di Mali lebih bersemangat mengejar. Karena setelah ini, mereka akan dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20," ujar dia.

Sementara itu, Kapten Tim Mali, Ibrahim Diarra pun mengatakan turnamen ini merupakan momen tepat di mana mereka bisa belajar banyak. 

"Kami belajar banyak dalam turnamen ini, meskipun kita tidak bisa mendapatkan target kami, tapi kami masih di sini. Belajar bagaimana kita bermain sebagai tim, bagaimana kita menyikapi hal-hal di luar lapangan, dan belajar bagaimana lebih baik lagi di pertandingan selanjutnya," pungkas dia.