Sukses

Sepekan Aksi Masyarakat Sipil untuk Bumi

COP28 tidak boleh menjadi agenda elit semata, melainkan harus menghasilkan komitmen konkret dalam mengatasi pemanasan global dan mendukung kelompok rentan.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Indonesia, menggelar Sepekan Aksi untuk Bumi dalam rangka mendukung COP28 dengan tema Power for A Greener Future. Momen ini juga menandai peluncuran situs www.kolaborasiiklim.id yang yang ramah disabilitas.

OMS tersebut terdiri dari Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK), Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Madani Berkelanjutan, Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, dan Oxfam di Indonesia.

Kampanye "Power for a Greener Future" merupakan upaya kolaboratif masyarakat sipil untuk mendorong kebijakan perubahan iklim yang mendukung kelompok rentan, seperti perempuan dan penyandang disabilitas.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan pemerintah akan lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat terkait perubahan iklim, menjadikannya sebagai agenda utama dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB, COP28, yang tengah berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab.

Pada COP28 tahun ini, PBB akan melaksanakan Global Stocktake (GST) untuk menilai kemajuan negara-negara, termasuk Indonesia, dalam mengatasi perubahan iklim dan mengidentifikasi potensi upaya yang perlu ditingkatkan.

Masyarakat sipil menegaskan bahwa COP28 tidak boleh menjadi agenda elit semata, melainkan harus menghasilkan komitmen konkret dalam mengatasi pemanasan global dan mendukung kelompok rentan, khususnya perempuan, anak muda, dan penyandang disabilitas.

Sejarah COP mencatat tingkat partisipasi perempuan hanya mencapai 10 persen pada 2009 dan 13 persen pada 2012. Melalui keberadaan paviliun anak dan remaja serta utusan pemuda sejak COP pertama pada 1994, COP27 telah melibatkan generasi muda secara langsung.

Karena itu, diharapkan COP28 memberikan perhatian khusus kepada suara kelompok rentan dari negara berkembang, pulau-pulau kecil, dan komunitas yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Perlindungan dan dukungan bagi kelompok rentan menjadi fokus utama dalam konferensi iklim ini.

 

 

 
2 dari 2 halaman

Kampanye Kreatif

Sepekan Aksi untuk Bumi ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta, yang menampilkan selebritas, ibu, dan Pound Tour Crew Masterclass, seperti Rima Melati Adams, Marcell Siahaan, dan musisi Endah dan Rhesa. Mereka, sebagai pendukung gaya hidup berkelanjutan, membagikan langkah-langkah mereka dalam menjaga bumi.

Rima Adams mengadopsi gaya hidup hijau dengan minim sampah dan mendaur ulang, sementara Endah Rhesa bergabung dalam gerakan Music Declares Emergency, No Music on a Dead Planet, bersama tiga belas musisi Indonesia lainnya.

"Rasanya tidak adil jika kita sudah tua atau tidak ada, namun meninggalkan sesuatu yang tidak kita perjuangkan dengan baik," berbicara tentang aktivisme lingkungan yang dijalankannya melalui musik," kata seorang musisi, Endah.

Marcell Siahaan menambahkan, dirinya percaya bahwa setiap upaya, sekecil apa pun, berkontribusi pada gerakan kolektif yang lebih besar menuju masa depan yang lebih hijau.

"Setiap tindakan dalam kehidupan pribadi kita, yang mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama, memainkan peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan bagi anak-anak kita dan generasi mendatang," jelasnya.

Dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim, situs www.kolaborasiiklim.id diluncurkan untuk menjadi wadah jurnalisme warga dan berbagi informasi mengenai dampak perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari.

Situs ini juga dirancang menjadi ramah disabilitas dengan fitur auto narrator, memungkinkan akses baca otomatis bagi pengunjungnya.

Kegiatan selama tiga jam tersebut mengusung model ramah lingkungan dengan mengurangi sampah, berkolaborasi dengan pengelola sampah Waste4Change, mempromosikan pangan lokal, menyediakan air isi ulang, dan menggunakan bahan-bahan daur ulang.

Head of Programme Management Oxfam di Indonesia, Siti Khoirun Ni’mah menyampaikan Power for A Greener Future, jika dilakukan bersama, dampaknya akan besar. Kekuatan ada di masyarakat, termasuk anak muda, perempuan, dan kelompok rentan.

"Kita bisa memilih aksi hijau kita, baik melalui gaya hidup yang lebih ramah lingkungan maupun dengan mendorong para pembuat kebijakan untuk mengeluarkan kebijakan yang berkelanjutan dan berpihak pada mereka yang paling terdampak oleh perubahan iklim," katanya.