Sukses

Eksistensi Kue Sagon di Tengah Kuliner Yogyakarta Masa Kini

Hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk membuat 15 keping kue sagon.

Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap daerah di Indonesia memiliki jajanan tradisional yang menjadi ciri khasnya sendiri, termasuk Yogyakarta. Salah satu camilan khas Yogyakarta yang banyak disukai adalah kue sagon.

Kue sagon merupakan camilan berbahan dasar kelapa. Salah satu wilayah penghasil kue sagon adalah Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Mengutip dari wedomartanisid.slemankab.go.id, proses pembuatan kue sagon terbilang cukup singkat.

Untuk membuat 15 keping kue sagon, biasanya pembuat camilan ini membutuhkan waktu sekitar lima menit. Meski cukup singkat, setiap proses pembuatan kue sagon harus dilakukan dengan teliti.

Hal itu dimaksudkan agar cita rasa yang dihasilkan di setiap keping kue sagon bisa tetap konsisten. Kue ini memiliki perpaduan rasa gurih kelapa muda dan rasa manis gula pasir. Selain rasa, kue ini juga memiliki aroma vanili yang menggugah selera.


Pada 1980-an, kue sagon menjadi pilihan camilan yang disantap bersama teh atau kopi. Pada masa itu, belum ada camilan modern yang merambah ke pasar, sehingga kue sagon pun menjadi sangat populer.

Karena dibuat tanpa bahan pengawet, kue sagon bisa bertahan selama 2-3 hari pada suhu ruangan. Penyimpanannya pun disarankan hanya di suhu ruangan dan tidak disarankan untuk disimpan di lemari pendingin karena bisa memengaruhi tekstur kue sagon menjadi lebih keras.

Kini, kehadiran kue-kue dan berbagai camilan modern menjadi tantangan tersendiri bagi eksistensi kue sagon. Meski demikian, kue sagon sebagai kuliner Yogyakarta tetap memiliki segmen pasar sendiri.

Keberadaannya masih bisa ditemukan di beberapa sudut Kota Yogyakarta, salah satunya di Desa Wedomartani. Sebagai makanan tradisional, kue sagon harus tetap dipertahankan karena merupakan warisan leluhur yang dapat menjadi bagian dari identitas budaya.

(Resla Aknaita Chak)

Video Terkini