Sukses

Cerita Orangtua Korban Erupsi Gunung Marapi, Sang Anak Dahulukan Keselamatan Teman-Teman

Mahasiswa Universitas Islam Riau Nazatra Adzin Mufadhal menjadi korban erupsi Gunung Marapi meskipun punya kesempatan selamat tapi lebih mengutamakan nasib rekan-rekannya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Duka mendalam menyelimuti keluarga Nazatra Adzin Mufadhal. Satu persatu kerabat dan rekan sejawat datang ke rumah korban erupsi Gunung Marapi itu di Jalan Kapau Sari, Kecamatan Kulim, Kota Pekanbaru, Riau.

Jenazah pendaki Gunung Marapi tersebut dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Seroja, Selasa siang, 5 Desember, sekitar pukul 10.00 WIB. Usai pemakaman, rumah korban silih berganti didatangi pelayat.

Mahasiswa Universitas Islam Riau Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan itu merupakan anak dari pasangan Nazlil Huda (56) dan Yuliza Elita (52). Dia anak kedua dari 2 orang bersaudara.

Nazlil bercerita, Nazatra pamit pergi ke Sumatra Barat (Sumbar) untuk mendaki Gunung Marapi pada Jumat petang, 1 Desember 2023. Korban berangkat bersama enam temannya menggunakan mobil.

"Dia ini pergi sebagai pemandu temannya, dia sudah sering pergi mendaki ke Marapi," ujarnya.

Sang ayah sempat melarang anaknya pergi mendaki karena sudah ada firasat kurang enak. Hanya saja, sang anak tetap ingin pergi.

"Saya bilang lain kali saja, perasaan saya saat itu memang agak kurang enak tapi dia tetap mau pergi mendaki," kata Nazlil.

Setelah sampai ke Bukittinggi pada Sabtu, 2 Desember 2023, korban menelepon memberitahu sudah sampai dan hendak mendaki Gunung Marapi. Keesokan harinya tersiar kabar Gunung Marapi erupsi.

"Saya telepon, tapi sudah tak masuk," sebut Nazlil.

 

2 dari 2 halaman

Sudah Takdir

Nazlil dan istrinya mencoba untuk tenang dan berdoa agar sang anak selamat. Hingga Senin pagi sampai siang, 4 Desember 2023, keluarga tak kunjung mendapat kabar.

Pada sorenya, Nazlil mendapat kabar bahwa Nazatra ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Nazlil dan istrinya langsung berangkat ke Bukittinggi menjemput jenazah anaknya. Dia sempat melihat kondisi korban, yang terdapat luka di kepala bagian belakang.

"Kami jemput ke Bukittinggi. Sampai ke Pekanbaru jam empat subuh tadi," kata Nazlil.

Pada saat erupsi Gunung Marapi, imbuh Nazlil, Nazatra berada di atas gunung. Menurutnya, ada kemungkinan bisa selamat bila cepat turun gunung tapi sang anak menyelamatkan barang-barang bawaan dan meminta temannya turun duluan.

"Anak saya ini menyuruh dua temannya turun duluan tapi, ya sudah takdirnya meninggal," imbuh Nazlil.

Nazlil menyebut, Nazatra sosok anak yang penurut dan punya banyak teman. Keduanya mengaku tegar menghadapi cobaan ini meskipun sesekali suaranya bergetar diiringi mata berkaca-kaca menceritakan korban.

"Ini sudah takdir anak saya," ucap Nazlil.

Video Terkini