Sukses

Lika-liku Lini Serang Manchester United, Masalah yang Belum Terpecahkan

Dalam laga berikutnya hingga akhir musim, Rashford berhasil mencetak 22 gol lagi hingga total 30 gol. Rekor ini menyamai legenda MU Robin van Persie satu dekade sebelumnya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Marcus Rashford menjadi salah satu penyerang Manchester United yang paling dilirik performanya oleh publik. Performanya yang masih inkonsisten membuatnya musim ini harus mati-matian bersaing dengan pemain muda seperti Alejandro Garnacho, Facundo Pellistri, hingga Rasmus Hojlund.

Musim ini bagi Rashford tak seperti musim lalu. Bisa dibilang beruntung karena bisa masuk starting 11 Man United lebih banyak. Pada titik yang sama musim ini dengan musim lalu, Marcus Rashford telah mencetak delapan gol untuk Manchester United dan mengantongi tiga gol untuk Inggris di Piala Dunia.

Dalam laga berikutnya hingga akhir musim, Rashford berhasil mencetak 22 gol lagi hingga total 30 gol. Rekor ini menyamai legenda MU Robin van Persie satu dekade sebelumnya.

Dalam perjalanannya, ia menyamai rekor Dennis Viollet dalam mencetak gol dalam sembilan pertandingan kandang berturut-turut dan menyamai prestasi Wayne Rooney yang mencetak 10 gol kemenangan dalam satu musim. Hal ini membuat Erik Ten Hag berpendapat bahwa Rashford memiliki kemampuan mencetak 40 gol.

Namun musim ini, pemain berusia 26 tahun itu perlu mencetak 38 gol lagi dalam enam bulan ke depan untuk mencapai rekor tersebut. Hingga 13 laga yang telah dilakoninya musim ini, Rashford baru mencetak dua gol sepanjang musim, salah satunya dari titik penalti versus Everton.

Menariknya, gol tersebut menjadikannya sebagai striker dengan pencetak gol terbanyak United di liga musim ini sejauh ini. Sedangkan Rasmus Hojlund baru membubuhkan lima gol di Liga Champions, tetapi dia belum mencetak gol setelah 10 pertandingan Liga Premier.

 

2 dari 2 halaman

Rashford Kehilangan Kepercayaan Diri

Itu semua menggambarkan masalah yang dihadapi Setan Merah di lini serang musim ini. Rashford lebih terlihat seperti sosok yang kehilangan kepercayaan diri di musim 2021/22.

Publik bahkan banyak meminta agar Rashford dicadangkan untuk beberapa laga ke depan. Saat bermain, ia biasanya ditempatkan di sisi kiri, sementara Antony di sisi sebrangnya.

Kedua pemain itu bersaing dengan dua pemain muda lain, Garnacho dan Pellistri. Untuk Antony, semenjak masalah kekerangan terhadap pacarnya, ia hanya menjadi starter satu kali dari lima pertandingan terakhir di Premier League dan gagal mencetak gol atau memberikan assist dalam 14 pertandingan.

Antony bahkan hampir tidak bisa membuktikan jika dia layak dibanderol sebesar sebesar 85 juta poundsterling saat dibeli Setan Merah. Memang, dia menunjukkan sekilas performa yang dia tunjukkan saat pertama kali bergabung dengan United saat melawan Galatasaray, tapi dia bukanlah pemain yang bisa menciptakan gol.

Gol terakhir Antony terjadi pada bulan April dan hanya memberikan satu kontribusi dalam 17 pertandingan terakhirnya di Premier League.

Sementara itu, Jadon Sancho mungkin memiliki performa yang sangat diinginkan di tim jika dia tidak berselisih dengan Ten Hag. Saat ini, pemain Inggris itu dalam pengasingan, ada kabar jika dia akan dipinjamkan ke klub lain pada Januari ini, dan kemungkinan besar akan keluar secara permanen pada musim panas.

Sancho telah menyia-nyiakan peluang untuk menghidupkan kembali kariernya di United pada saat ia seharusnya dia bisa membawa tim ke arah lebih baik.

Di sisi lain, Facundo Pellistri adalah salah satu alternatif yang akan digunakan Ten Hag, namun ia menunjukkan saat melawan Galatasaray pekan lalu, bahwa ia masih harus lebih dewasa dalam mengambil keputusan yang tepat. Garnacho kesulitan bermain di sisi kanan, sementara Bruno Fernandes masih meraba-raba saat ditempatkan sebagai sayap.

 

Penulis: Taufiq Syarifudin