Sukses

BPBD Purwakarta Imbau Masyarakat di Wilayah Perbukitan Waspadai Ancaman Longsor

BPBD Kabupaten Purwakarta mengingatkan warga diperbukitan untuk lebih waspada, karena potensi longsor sangat besar saat musim hujan ini.

Liputan6.com, Purwakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengimbau masyarakat di wilayah perbukitan untuk ekstra waspada. Pasalnya, potensi bencana longsor cukup besar. Terlebih, akhir-akhir ini intensitas curah hujan juga sedang menunjukan peningkatan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purwakarta, Heryadi Erlan menuturkan, longsor dan pergerakan tanah merupakan bencana alam yang paling diantisipasi jajarannya di pergantian musim ini. Kebanyakan, wilayah rawan longsor ini berada di daerah perbukitan yang kontur tanahnya jenis lempung. Sehingga, saat diguyur hujan, tanah tersebut bisa menjadi medan luncur.

"Kami telah menyerukan imbauan ini, khususnya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan untuk ekstra waspada. Karena potensi bencana longsor cukup tinggi," ujar Abah Erlan (sapaannya) kepada wartawan, belum lama ini.

Abah Erlan mengatakan, saat ini pihaknya juga telah menguatkan komunikasi dengan seluruh pihak terkait sebagai langkah antisipasi guna meminimalisasi dampak yang timbul dari bencana alam di pergantian musim ini. Sebab potensi bencana alam seperti banjir, langsor, dan pohon tumbang masih mengintai daerahnya ini.

Akhir-akhir ini, lanjut dia, beberapa wilayah di Kabupaten Purwakarta telah dilanda bencana alam. Kendati sifatnya masih skala kecil. Data di dinas nya mencatat, telah terjadi 29 bencana alam sejak musim hujan berlangsung beberapa hari terakhir.

"Ada 5 kejadian tanah longsor yang terjadi sejak beberapa hari ini. Salah satunya, terjadi di Desa Pusakamulya Kecamatan Kiarapedes yang menyebabkan akses penghubung Purwakarta dengan Kabupaten Subang sempat terputus," jelas dia.

Selain tanah longsor, kata Erlan, saat musim hujan berlangsung juga terjadi bencana angin puting beliung dan banjir di beberapa titik. Untuk banjir, pihaknya juga mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitaran bantaran sungai untuk lebih waspada.

2 dari 2 halaman

Potensi Banjir dan Angin Ribut

Abah Erlan menambahkan, wilayahnya merupakan salah satu daerah yang rawan bencana alam saat pergantian musim. Hasil pemetaan jajarannya, ada tiga bencana alam musiman yang harus diantisipasi. Yakni, pergerakan tanah/longsor, banjir dan angin ribut.

"Kami berharap seluruh pihak pasang mata. Kami juga telah mulai menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menghadapi bencana alam musiman itu," jelas dia.

Adapun bencana alam musiman yang paling diantisipasi, lanjut dia, itu longsor dan pergerakan tanah. Untuk tanah longsor sendiri, hasil pemetaan jajarannya itu berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada.

Hanya saja, dari 192 desa/kelurahan yang ada di 17 kecamatan itu terbagi menjadi dua kelas. Yakni, sebanyak 38 desa masuk dalam kelas resiko longsor sedang, serta 154 termasuk ke kelas resiko rendah.

Untuk wilayah yang beresiko sedang, itu di antaranya sejumlah desa yang ada Kecamatan Bojong, Darangdan, Maniis, Pasawahan, Pondoksalam, Sukasari dan Tegalwaru.

Selanjutnya, sambung dia, untuk bencana banjir juga berpotensi di seluruh wilayah. Adapun banjir yang sering terjadi di wilayahnya ada tiga tipe. Pertama banjir bandang karena alih fungsi lahan atau kerusakan hutan karena eksploitasi yang tidak terkendali.

Kemudian, lanjut dia, banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi. Terakhir, banjir yang disebabkan oleh tersendatnya aliran air oleh tumpukan sampah. Umumnya, banjir tersebut terjadi di wilayah perkotaan.

Sedangkan, untuk daerah yang rawan puting beliung dari hasil pemetaan jajarannya itu hampir seluruh kecamatan yang ada berpotensi. Namun, yang paling kita awasi itu Kecamatan kota, Bungursari dan Babakan Cikao.

Sebagai bagian dari antisipasi, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk lebih tanggap. Hal mana, kalau terjadi bencana di satu wilayah mereka diimbau supaya segera laporkan ke pemkab. Dengan komunikasi satu arah ini, diharapkan dampak bencana alam bisa diminimalisasi.