Sukses

Bareng KSAD dan 1.500 Relawan, eSeaweed Bakal Gelar Bersih Pantai di 8 Daerah se-Sulsel

Kegiatan ini akan digelar serentak di delapan kabupaten dan kota di Sulsel.

Liputan6.com, Bantaeng - eSeaweed Indonesia Foundation bakal menggelar kegiatan bersih pantai 'Pantai Bebas SampahPlastik' pada Kamis (14/12/2023). Kegiatan itu akan digelar secara serentak di delapan kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Selatan. 

Ketua eSeaweed Indonesia Foundation, Andi Marcelya Awaludin dalam keterangannya menyebutkan bahwa delapan kabupaten kota itu meliputi Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Bulukumba, Bone, Wajo dan Kota Palopo. 

"Sekarang kita lagi ada di Bantaeng, kita lagi persiapan acara launching program pantai bebas sampah plastik di Sulawesi Selatan pada tanggal 14 Desember 2023," kata Marcely dalam keterangannya yang diterima Rabu (13/12/2023). 

Marcelya menyebut kegiatan bersih-bersih pantai yang akan dipusatkan di pesisir pantai Kabupaten Bantaeng itu akan dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Tak hanya itu, sedikitnya 1.500 relawan dan masyarakat juga akan dilibatkan untuk ikut membersihkan pantai dari sampah plastik. 

"Kegiatan ini diselenggarakan bersama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Nantinya acara akan dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat yang berjumlah kurang lebih 1.500 orang," sebutnya. 

Dalam audiensinya bersama sejumlah kepala daerah, Marcelya selalu menjelaskan bahwa aktivitas budi daya rumput laut yang berkembang pesat saat ini mendatangkan manfaat yang sangat luar biasa. Namun di sisi lain, perkembangan itu juga mendatangkan masalah, terutama masalah sampah. 

"Petani ini menggunakan botol plastik sebagai pelampung untuk budi daya, saat botolnya itu sudah rusak atau bocor kemudian mereka ganti dengan botol baru lalu botol yang lama dibuang ke laut atau dibiarkan di pinggir pantai," jelasnya. 

Sejauh ini, lanjut Marcelya, tidak ada sistem yang bisa mengarahkan dan mengedukasi para petani rumput laut bahwa sampah plastik itu masih bernilai. Literasi itulah yang kemudian sedang dibangun agar masyarakat dan petani rumput laut paham. 

"Jadi tidak ada satu sistem yang bisa mengarahkan dan memberi edukasi kepada petani rumput laut bahwa sampah plastik itu masih bernilai. Ini yang mau kita bangun kesadarannya dalam masyarakat,” jelasnya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.