Sukses

Keluarga Maling Kambing Tolak Uang Santunan: Nggak Sebanding Nyawa

Keluarga Muhyani, penjaga kambing yang dijadikan tersangka oleh Satreskrim Polresta Serkot mengaku sempat memberi uang santunan ke keluarga maling, Waldi, yang tewas di persawahan.

Liputan6.com, Serang - Keluarga Muhyani, penjaga kambing yang dijadikan tersangka oleh Satreskrim Polresta Serkot mengaku sempat memberi uang santunan ke keluarga maling, Waldi, yang tewas di persawahan pada Februari 2023. Namun uang santunan itu ditolak dengan alasan tidak setimpal dengan nyawa sang maling kambing.

"Sudah saya samperin, karena mereka sempat minta uang santunan, awalnya berapa aja semampunya. Sudah dibawain waktu itu Rp1 juta tetapi terus ditolak. Terus dia bilang kalau segini ya enggak sebanding sama nyawa, katanya kalau Rp50 juta baru diterima," cerita Rosehah, Rabu, (13/12/2023).

Rosehah lanjut bercerita bahwa kesepakatan awal berubah dan keluarga korban sekaligus maling mengaku tidak terima kalau Waldi harus tewas di tangan Muhyani. Alasannya, hal itu seharusnya bisa dihindari.

Jika tidak membela diri dan mempertahankan ternak kambing yang dijaga, maka nyawa Muhyani terancam, karena si maling mengeluarkan golok dan siap menghunus Muhyani.

"Kata ibunya ya harusnya sih jangan dibunuh. Kata saya ya enggak bisa, susah, namanya maling, nanti kalau enggak gitu ya Pak Muhyani yang bisa dibunuh. Padahal Pak Muhyani enggak ada niat buat membunuh, karena si maling ini ngeluarin golok dulu, jadi membela diri," terangnya.

2 dari 2 halaman

Tak Terima Anaknya Tewas

Pelaku maling kambing, Waldi, masih tergolong muda. Kala itu, dia melancarkan aksi bersama temannya yang kini sudah dijatuhi hukuman penjara.

Keluarga Waldi beralasan, Muhyani seharusnya bisa menghunuskan senjata tajam ke bagian yang tidak menyebabkan anaknya tewas.

"Padahal kan gara-gara kelakuan anaknya, terus orang tuanya bilang itu, ya harusnya jangan dibunuh, dibacok aja kakinya katanya. Terus kata saya, ya enggak bisa milih kalau posisi kayak gitu mah," jelasnya.