Liputan6.com, Medan Video dugaan penemuan mayat di Kampus UNPRI yang berada di Jalan Sampul, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) sempat viral di media sosial pada Minggu, 10 Desember 2023.
Dalam video tampak perekam sedang berjalan ke arah bak air berwarna biru yang ditutup dengan batu. Terdengar suara perekam mengatakan, "Woi ada mayat di UNPRI woi, lantai 9," sambil membuka penutup bak air dan memperlihatkan dugaan adanya 2 mayat dalam bak tersebut.
Usai viral, video tersebut langsung direspons pihak kepolisian dengan melakukan penyelidikan ke Kampus UNPRI Medan. Namun, beredar pula video klarifikasi di media sosial yang menyatakan bahwa mayat tersebut adalah manekin atau boneka.
Advertisement
Baca Juga
Dipantau Liputan6.com dari akun Instagram @medantau, pada video klarifikasi tampak 6 orang, di mana hanya seorang diantaranya yang memberikan pernyataan permohonan maaf terkait video yang sempat viral.
"Melalui video klarifikasi ini kami mahasiswa UNPRI, menyatakan bahwasannya kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas penyebaran video. Properti dalam video tersebut merupakan manekin atau boneka, bukan mayat," sebutnya.
"Video yang beredar merupakan hoax, dan telah membuat keresahan bagi banyak pihak, dan telah membuat keresahan bagi banyak pihak. Demikian pernyataan dan klarifikasi ini kami buat dengan sadar dan tanpa paksaan sebagai bentuk penyesalan."
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada pihak yang dirugikan, atas perhatian dan kelapangannya kami sampaikan terima kasih," ungkapnya mengakhiri video.
Olah TKP
Polrestabes Medan juga sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait dugaan penemuan mayat dalam bak air di Kampus UNPRI Medan. Tujuannya untuk menjawab keresahan masyarakat usai video itu viral.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan, dalam olah TKP yang dilakukan pihaknya serta penggeledahan di beberapa ruangan di kampus tersebut pada Selasa, 12 Desember 2023, ditemukan ada beberapa mayat.
"Kita temukan ada lima mayat, empat berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan. Semuanya tanpa identitas," kata Fathir.
Dijelaskan Fathir, seluruh jenazah tersebut ditemukan di lantai 15 kampus UNPRI pada saat pihaknya melakukan penyelidikan di dalam gedung tersebut.
"Kita temukan di lantai 15 setelah semua ruangan kita geledah," jelasnya.
Sementara Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (13/12/2023), mengatakan, hasil penyelidikan betul penyidik Polrestabes Medan dan Labfor Polda Sumut telah berkoordinasi dan komunikasi dengan pihak kampus.
"Didapati di bak penyimpanan terdapat lima cadaver berdasarkan keterangan pihak kampus. Penyidik masih terus mendalami terkait viral di medsos," ucapnya melalui WhatsApp.
Advertisement
Pihak UNPRI Angkat Bicara
Pihak UNPRI Medan angkat bicara terkait penemuan mayat yang sempat viral di media sosial. Menurut pihak kampus, 5 mayat yang ada di kampus itu adalah cadaver, yaitu jenazah manusia yang diawetkan untuk kepentingan praktikum mahasiswa.
Biasanya, cadaver digunakan untuk mempelajari anatomi atau ilmu urai. Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UNPRI Medan, Kolonel (Purn) drg Susanto, M.Kes membantah jika jenazah yang ada di kampus mereka adalah korban pembunuhan, seperti isu yang beredar.
"Bila memang ada terjadi tindak pembunuhan di lingkungan UNPRI, maka saya sebagai salah satu pimpinan adalah orang yang pertama akan melaporkan tindak pidana tersebut kepada pihak yang berwajib,” katanya dalam klarifikasi yang disiarkan di laman YouTube Prim TV, Rabu (13/12/2023).
Disebutkan Susanto, cadaver yang ada di kampus UNPRI sudah ada sejak Fakultas kedokteran berdiri pada 2008.
"Dalam laboratorium anatomi, salah satu media belajar adalah cadaver, tubuh manusia yang diawetkan. Di lab anatomi FK UNPRI terdapat lima cadaver. Satu perempuan dan empat laki-laki," sebutnya.
Susanto kecewa dengan tindakan kepolisian yang dinilai semena-mena. Dia menyesalkan kedatangan polisi pada 11 Desember 2023 malam, saat itu mendesak untuk melakukan penggeledahan di UNPRI.
"Pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tetapi mereka memaksa untuk masuk, dan Satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah, tidak didapati apapun pada saat itu. Kemudian di hari berikutnya, penggeledahan dilakukan kembali pada pagi sampai malam hari, ditemui 5 cadaver di dalam bak di laboratorium anatomi," sebutnya.
"Yang sangat kami sesalkan, saat penggeledahan pada 12 Desember 2023, ada perintah untuk mengosongkan kampus. Padahal saat itu sudah diberikan izin untuk pemeriksaan. Dengan perintah tersebut, pihak kampus sangat keberatan dan pada saat yang bersamaan, sedang berlangsung proses pembelajaran, kuliah, praktikum, dan ujian," lanjutnya.
"Dan bahkan ada ancaman untuk mem-police line-kan kampus, sehingga memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa, dan dapat memicu keributan mahasiswa dengan polisi," sambung Susanto.
Pertanyakan Soal Penggeledahan
Pihak UNPRI juga meminta Kapolda Sumut untuk mengevaluasi dan menindak anak buahnya yang dinilai telah berlaku semena-mena di kampus mereka. Susanto juga menanyakan soal penggeledahan yang dilakukan tanpa surat perintah.
"Harapan kami kepada bapak-bapak sebagai penegak hukum yang bertugas menjaga ketertiban dan melayani masyarakat untuk dapat bekerja secara profesional, dan memperhatikan semua aspek dan efek dari tindakan yang dilakukan. Karena kampus merupakan institusi pendidikan yang memiliki integritas," Susanto menandaskan.
Advertisement