Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi TikTok menjadi salah satu media sosial dengan pertumbuhan yang moncer. Lahir pada September 2016 di China, kini pengguna TikTok kini sudah menembus angka 1 miliar orang pengguna di seluruh dunia. Berdasarkan laporan We Are Social, pengguna TikTok di dunia diperkirakan mencapai 1,08 miliar pada Juli 2023. Di mana Indonesia menjadi negara terbesar kedua pengguna TikTok yakni mencapai 99,7 juta orang.
Adapun berdasarkan data Business of Apps, ada 1,68 miliar pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) TikTok di dunia hingga kuartal I tahun 2023. Jumlah ini meningkat 4,8% dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebanyak 1,6 miliar pengguna. Business of Aps juga mencatat jumlah pengguna aktif bulanan media sosial itu meningkat 20% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kuartal I 2022, jumlah pengguna aktif bulanan TikTok secara global sebanyak 1,4 juta akun.
Aplikasi besutan Byte Dance ini pada akhirnya menghadirkan fitur TikTok Shop sebagai social commerce di Amerika Serikat dan India pada 17 April 2021 silam. Berselang setahun, TikTok Shop telah berekspansi ke enam negara yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.
Advertisement
Baca Juga
Pada saat yang sama, Gross Merchandise Value (GMV) TikTok Shop melonjak lebih dari empat kali lipat menjadi US$4,4 miliar di Asia Tenggara. Semula, pada tahun 2023 TikTok Shop dikabarkan menargetkan GMV hingga US$12 miliar.
TikTok sendiri menyampaikan TikTok Shop menjadi social commerce yang lahir sebagai solusi bagi masalah nyata yang dihadapi UMKM dan membantu mereka untuk berkolaborasi dengan kreator lokal guna meningkatkan traffic ke toko online mereka. Tercatat, TikTok Shop telah menjadi 'rumah' bagi 6 juta penjual lokal dan hampir 7 juta kreator affiliate yang menggunakan TikTok Shop.
Namun, kehadiran TikTok meresahkan bagi para pedagang. Khususnya para pedagang di pasar offline seperti pusat grosir fesyen Tanah Abang, Jakarta Pusat. Para pedagang menuding TikTok Shop menjadi predator yang membuat pengunjung Tanah Abang merosot drastis sejak pasca Idul Fitri 2023. Penjualan di pasar fesyen tersebut pun merosot drastis, bahkan lebih parah dibanding saat pandemi. “Sekarang dapat sejuta aja susah, paling dikit 2 potong (yang laku) kadang-kadang,” keluh Nurdin, salah satu pedagang di pasar Tanah Abang.
Menangkap aspirasi tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pun akhirnya memutuskan memberhentikan operasional TikTok Shop. Melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik (PMSE), TikTok Shop resmi dilarang beroperasi mulai 4 Oktober 2023.
"Prioritas utama kami adalah untuk menghormati dan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, kami tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia, efektif per tanggal 4 Oktober, pukul 17.00 WIB. Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia terkait langkah dan rencana kami ke depan," sebut TikTok dalam laman resminya menanggapi keputusan pemerintah tersebut.
Bukan Dilarang Tetapi Diatur
Namun, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki pun menegaskan TikTok Shop sejatinya bukan dilarang beroperasi namun perlu diatur. Yakni tidak beroperasi di satu platform media sosial dan menjadi 'pasar' dari hulu sampai hilir. Apalagi, harga barang yang dijual di TikTok Skop kerap kali lebih murah dibanding toko offline atau bahkan marketplace.
Teten menegaskan tujuan utama ditutupnya TikTok Shop adalah mengatur transformasi digital para UMKM di tanah air. Tidak hanya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjual secara offline tetapi juga UMKM yang sudah masuk dalam jaringan (online).
“Kita ingin membangun playing field bisnis yang sama. Karena saya lihat unikorn-unikorn yang sudah tumbuh 14 tahun lalu juga enggak bisa bersaing ini kan enggak bagus. Bukan hanya platform yang mau kita atur tapi juga barang,” tandasnya.
Karenanya, pemerintah pun terbuka menunggu niat TikTok jika ingin kembali hadir dalam wujud marketplace, bukan social media. Beberapa waktu lalu, sempat beredar rumor jika TikTok Shop akan kembali beroperasi pada 10 November 2010. Mendag Zulkifli Hasan pun menegaskan, pemerintah tidak melarang TikTok Shop, namun lebih menertibkan. Pemerintah juga memisahkan perizinan antara media sosial, social commerce, dan e-commerce.
“Kalau ada yang ingin mengurus pemerintah tugasnya melayani. Tapi ya harus ikut aturan pemerintah,” jelas Zulkifli Hasan.
Namun, akun Instagram @ecommurz justru membocorkan kabar terbaru yakni TikTok Shop akan kembali hadir dengan menggandeng Tokopedia, marketplace besutan William Tanuwijaya yang berada dalam ekosistem GoTo Group. Melansir dari Bloomberg, alih-alih bersaing dengan Tokopedia, ByteDance menyetujui investasi di Tokopedia dan menjalin kerja sama. Konfirmasi ini menyeruak setelah spekulasi langkah ByteDance soal keberlanjutan TikTok Shop di Tanah Air.
Baik, Tokopedia maupun TikTok Indonesia semula tidak memberikan keterangan apapun terkait kolaborasi kedua platform ini. Hingga pada tanggal 11 Desember, kedua pihak mengkonfirmasi kerja sama yang secara perdana dilakukan pada tanggal kembar 12.12.
Di mana bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia. Adapun TikTok berkomitmen investasi jangka panjang senilai lebih dari US$1,5 miliar di PT Tokopedia.
Advertisement
Kemitraan Strategis Ditandai dengan Kampanye Beli Lokal
Kemitraan strategis ini juga menghadirkan Kampanye Beli Lokal yang diluncurkan di aplikasi Tokopedia dan TikTok bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada tanggal 12 Desember.
Sebagai bagian dari kemitraan strategis tersebut, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia, di mana TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
Investasi TikTok di Tokopedia menjadi komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional Tokopedia, tanpa dilusi lebih lanjut pada kepemilikan GoTo di Tokopedia. "Melalui kesepakatan ini, TikTok dan GoTo dapat memperluas manfaat bagi pengguna serta pelaku UMKM Indonesia," sebut siaran pers kedua platform.
Selanjutnya, pertumbuhan bisnis Tokopedia setelah dikombinasikan dengan TikTok Shop Indonesia ini akan membawa keuntungan bagi GoTo, yang akan tetap menjadi mitra ekosistem bagi Tokopedia, termasuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan layanan keuangan digital melalui GoTo Financial dan on-demand services dari Gojek. GoTo juga akan menerima aliran pendapatan dari Tokopedia sejalan dengan skala dan pertumbuhan perusahaan tersebut.
Berlabuhnya TikTok Shop di Tokopedia berarti aplikasi TikTok mengendalikan 75,01% saham perusahaan Tokopedia. Direktur Eksekutif E-Commerce TikTok Indonesia Stephanie Susilo pun mengungkapkan alasan di balik kemitraan startegis ini.
"Karena kami punya visi dan misi yang sama untuk menjunjung tinggi bisnis lokal, UMKM lokal, dan kreator-kreator di Indonesia," ujarnya usai konferensi pers peluncuran kampanye 'Beli Lokal' Tokopedia-TikTok di Harbolnas 12.12, Selasa (12/12/2023).
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) pun menjelaskan bahwa TikTok Shop dan Tokopedia ini merupakan dua entitas yang berbeda sehingga fungsi masing-masing aplikasi ini berbeda. Zulhas menegaskan bahwa, TikTok bukanlah e-commerce, sehingga TikTok tidak memiliki izin untuk berjualan dan melakukan transaksi produk. Artinya, layanan e-commerce TikTok Shop akan bisa diakses lewat Tokopedia.
"Cuma kan ini teknologinya tinggi, perlu mungkin 3-4 bulan semacam percobaan, trial and error coba, diutamakan juga mereka minta untuk produk-produk lokal. Nanti hasilnya seperti apa, kolaborasi, kerja sama itu nanti kita nilai mungkin 3-4 bulan mendatang karena perlu penyesuaian," jelasnya.