Liputan6.com, Kota Palu - Konversi sumber daya alam menjadi energi baru terbarukan terus diupayakan di Sulawesi Tengah. Dokumen Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Sulawesi Tengah menyebut provinsi di tengah Sulawesi itu punya lima sumber EBT yang potensial yakni panas bumi dengan potensi 368 Mega Watt (MW), air dengan 3.095 MW, Surya dengan 6.187 MW, Biomassa 326,9, dan bayu atau angin dengan potensi 908 MW.
Sejak tahun 2016 pengembangan potensi-potensi itu mulai dilakukan di antaranya dari desa-desa.
Hingga tahun 2023 tercatat pembangkit listrik yang bersumber dari EBT telah terbangun di empat desa di Sulteng untuk mewujudkan desa mandiri energi.
Advertisement
Desa-desa itu yakni Desa Mbuang-Mbuang di Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut. Di desa itu terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun tahun 2018 memanfaatkan tenaga surya. PLTS di desa itu berkapasitas 30 Kilowatt peak (KWp) dan mampu melayani kebutuhan listrik 125 KK.
PLTS juga terbangun di Desa Sonit, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut yang berkapasitas 30 KWp dan mampu melayani 180 KK.
Desa Manimbaya, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala juga menjadi lokasi pengembangan pembangkit listrik bersumber dari EBT, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang memanfaatkan potensi air skala mikro. Kapasitas 30 KW dihasilkan dari pembangkit itu dan melayani 109 KK. PLTMH itu dibangun pada tahun 2016.
Sementara di Desa Lemowalia, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara PLTMH juga dibangun tahun 2018. Pembangkit itu berkapasitas 35 KW dan melayani 135 KK.
“Pengembangan desa mandiri energi akan terus dilakukan sebagai bagian dari konservasi energi dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil seperti batubara,” kata Kabid Energi Baru Terbarukan (EBT) Dinas ESDM Sulteng, Sultanisah, Senin (18/12/2023).