Sukses

Bangun Kemandirian Energi di Lembur Pakuan, Dedi Mulyadi Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Biogas

Dedi Mulyadi mendorong kemandirian energi di kampung halamannya di Kabupaten Subang. Yakni, dengan memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas.

Liputan6.com, Subang - Lembur Pakuan, di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan saat ini bisa dikatakan merupakan salah satu kampung budaya yang ada di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Bahkan, perkampungan tersebut saat ini juga didorong menjadi laboratorium dan percontohan pertanian organik di wilayah ini.

Adalah Dedi Mulyadi sang penggagas perubahan perkampungan itu. Tak hanya hanya ingin menjadikan Lembur Pakuan tempat riset dan pengelolaan siklus pengelolaan lingkungan hingga pertanian organik, saat ini ia pun mulai mengembangkan sektor peternakan di kampung halamannya itu.

Adapun upaya yang ia lakukan, di antaranya dengan mengolah kotoran sapi dari peternakannya menjadi biogas yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat Lembur Pakuan. Ini menjadi ikhtiarnya membangun ekosistem kemandirian energi di kampungnya.

Kang Dedi menjelaskan, saat ini sudah ada sejumlah rumah di kampungnya itu sudah mulai menggunakan biogas yang bersumber dari peternakan sapi miliknya.

Proses awalnya, kata dia, kotoran sapi dari tempat tersebut disalurkan ke bak penampungan khusus untuk kemudian diendapkan dan diproses menjadi biogas.

"Setelah mengandung gas maka dikeluarkan melalui pipa kemudian masuk ke dapur warga," ujar pria yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu, Kamis (21/12/2023).

Menurut Kang Dedi, keberadaan biogas tersebut saat ini sudah dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar. Mereka yang biasanya membeli gas ukuran LPG 3 kg sebanyak tiga tabung dalam sebulan kini maksimal hanya membeli satu dalam sebulan.

"Dengan memanfaatkan biogas dari kotoran sapi ini, warga di sini bisa lebih hemat," kata dia.

Karena manfaatnya cukup dirasakan oleh masyarakat, Dedi menuturkan, pihaknya akan menambah jumlah sapi di kandangnya agar semakin banyak biogas yang bisa disalurkan ke rumah warga.

"Kita tambah sapinya, 150 ekor sehingga mencukupi untuk 100 rumah warga. Sehingga, dalam setiap bulan kebutuhan gas rumah tangga warga bisa berkurang, saya sudah bisa mensubsidi sekitar Rp 25 juta per bulan untuk warga," ucapnya.

Dalam hal ini, pihakny bercita-cita ingin mengembangkan hal tersebut di seluruh desa di Jawa Barat bahkan Indonesia seperti di Lembur Pakuan. Sebab dengan pola yang diterapkan di Lembur Pakuan hampir tidak ada limbah peternakan, perikanan dan pertanian yang terbuang sia-sia. Sebab semuanya diolah kembali menjadi bermanfaat.

 

2 dari 2 halaman

Dana Ketahanan Pangan

Dedi memberi contoh kepada kepala desa untuk memanfaatkan dana ketahanan pangan dengan membeli sapi. Sapi tersebut dirawat dengan baik hingga beranak banyak. Kemudian, kotorannya bisa jadi pupuk dan gas. Dia yakni, dalam waktu 5 tahun kedepan desa tidak perlu lagi beli LPG.

"Selain itu, dalam 5 tahun desa bisa swasembada daging, swasembada pangan, pertanian pakai pupuk organik dan Indonesia bakal maju. Kalau saya jadi Gubernur, ini akan diwujudkan di seluruh desa agar Jabar jadi mandiri energi, pangan, daging dan kebutuhan lain. Pokoknya Jawa barat istimewa," lanjut Kang Dedi Mulyadi.

Sementara itu, salah seorang warga merasa terbantu dengan keberadaan biogas tersebut. Sebab bisa menghemat pengeluaran bulanan karena mengurangi pembelian gas LPG.

"Bagus apinya, biru. Biasanya sebulan bisa tiga gas melon, sekarang belum beli sama sekali. Hatur nuhun, Pak," ucap salah seorang warga di Lembur Pakuan.

Video Terkini