Liputan6.com, Blora - Petani di wilayah lereng Pegunungan Kendeng, Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengalami krisis pupuk yang tidak bisa dipandang sebelah mata, yaitu kelangkaan pupuk bersubsidi. Hal itu diakui Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (Dispertan) Blora, Ngaliman.
“Seperti daerah-daerah lain, alokasi pupuk bersubsidi berkurang dari kebutuhan standar, alokasi pupuk bersubsidi beberapa komoditas tanaman telah dicoret sebelumnya, ditambah lagi Blora punya lahan pertanian pangan yang terletak di kawasan hutan yang jelas tidak memproleh alokasi pupuk bersubsidi," kata NgalimanÂ
Baru-baru ini, Ngaliman bahkan menjelaskan petani di kawasan lereng Pegunungan Kendeng sampai tidak memupuk tanaman mereka.
Advertisement
"Rata-rata malah tidak pernah memupuk," katanya, Kamis (30/11/2023).
Oleh karena itu, Dispertan Blora mengadakan program bernama Gerakan Sejuta Kotak Umat. Melalui program itu, masyarakat bergotong royong membangun tempat pengumpul kotoran hewan yang kemudian diolah menjadi pupuk organik bagi para petani Kendeng.
Program tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah dan petani setempat.
"Pemerintah daerah melalui dinas pertanian hanya membantu probiotik untuk petani. Selebihnya petani berswadaya membiayai pembuatan kotak. Namun ada juga kepala desa yang tergerak membantu petaninya berupa terpal plastik," kata Ngaliman.
Program tersebut sudah berjalan beberapa bulan dengan pendampingan dari Dinas Pertanian Blora. Menurut Ngaliman, para petani di Blora, termasuk di kawasan Pegunungan Kendeng cukup semangat dalam mendukung program Gerakan Sejuta Kotak Umat.