Sukses

Mengenal European Super League, Apa Itu?

Baru-baru ini dunia sepak bola kembali heboh membahas soal European Super League (ESL). Lantas apa Itu?

Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini dunia sepak bola dibuat geger dengan rencana adanya Liga Super Eropa atau European Super League (ESL). Sebelumnya rencana tersebut sudah terdengar sejak beberapa tahun yang lalu.

Melansir dari Bola sebelumnya banyak klub yang menyatakan penolakannya untuk European Super League. Meski awalnya kompetisi tersebut akan diikuti oleh sejumlah klub top di Eropa namun karena banyaknya kritikan dan tentangan membuat kompetisi tersebut banyak ditolak.

Selain itu, ancaman hukuman dari UEFA membuat banyak klub-klub tersebut memutuskan mundur dan membuat masa depan kompetisi tersebut jadi tanda tanya. Diketahui saat ini hanya ada dua klub tersisa yang mempertahankan ESL.

Klub tersebut di antaranya adalah Real Madrid dan Barcelona yang kemudian mengajukan gugatan ke pengadilan. Gugatan tersebut membuahkan hasil yang positif karena pengadilan mengatakan UEFA atau FIFA tidak bisa memonopoli sepak bola.

Sehingga klub-klub Eropa tersebut saat ini bebas untuk bergabung dengan European Super League (ESL). Namun meskipun mendapatkan hasil yang positif, faktanya banyak klub-klub Eropa yang memberikan penolakan.

Penolakan tersebut datang dari Manchester United dan juga ada penolakan dari klub Bayern Munchen. Baik MU dan Bayern, masing-masing menegaskan bahwa pihaknya akan tetap bekerja sama dengan UEFA.

2 dari 3 halaman

Daftar Klub yang Menolak European Super League

Melansir dari Bola berikut ini adalah sejumlah klub yang menolak European Super League (ESL):

1. Atletico Madrid

2. Borussia Dortmund

3. AS Roma

4. PSG

5. AS Monaco

6. Feyenoord

7. Real Sociedad

8. Inter Milan

9. FC Copenhagen

10. Atalanta

11. Tottenham

12. Manchester City

13. Chelsea

14. Manchester United

15. Bayern Munchen

3 dari 3 halaman

Lantas Apa Itu European Super League

Melansir dari beberapa sumber European Super League (ESL) merupakan sebuah kompetisi yang mempertemukan klub-klub elite yang ada di Benua Eropa. Kompetisi ini singkatnya serupa dengan kompetisi antarklub Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa.

Namun beberapa pihak menyebutkan bahwa kompetisi ESL dibuat untuk menandingi Liga Champions dan meraup keuntungan lebih besar baik dari hak siar atau iklan. Adapun pihak klub pendiri ESL juga tidak menampik hal tersebut.

Kehadiran European Super League sempat disambut buruk oleh berbagai pihak mulai dari penggemar, pemain, pelatih, manajer klub, politikus, hingga FIFA dan UEFA. Terdapat sejumlah kritikan yang diberikan kepada sifat elitisme dan kurangnya semangat kompetisi jika liga tersebut digelar.

Awalnya liga ini sempat mendapatkan dukungan dan didirikan oleh dua belas klub papan atas Eropa. Namun, karena banyaknya tanggapan negatif sejumlah klub yang terlibat kemudian memutuskan untuk mundur.

Sehingga kompetisi yang rencananya digelar pada Agustus 2021 lalu harus ditangguhkan karena banyaknya permasalahan. Adapun pada 2022 manajemen olahraga A22 dibentuk untuk mensponsori dan membantu dalam pembuatan liga tersebut.

Rencana diluncurkan kembalinya kompetisi tersebut ternyata masih diterpa oleh sejumlah masalah.  Sementara itu UEFA sempat bertemu dengan manajemen olahraga A22 untuk menyatakan ketidaksetujuan total mereka dengan rencana liga tersebut dan alhasil rencana liga tersebut masih menuai permasalahan hingga saat ini.