Liputan6.com, Jakarta - Hernia Nukleus Pulposus (HPN) atau yang lebih dikenal dengan saraf terjepit, memungkinkan siapa saja tak kenal pria dan wanita bisa menderitanya. Namun, para pekerja kasar yang setiap hari mengharuskan angkat beban, memiliki risiko paling tinggi terkena penyakit ini.
Secara rinci, dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD menjelaskan, saraf terjepit merupakan sebuah kondisi ketika tulang belakang menerima tekanan berlebih, sehingga menyebabkan bantalan yang terletak di antara tulang belakang mengalami kerusakan.
Baca Juga
"Banyak yang memiliki salah kaprah terkait saraf terjepit dengan low back pain, dimana low back pain atau nyeri pinggang bawah memiliki penyebab yang lebih luas, seperti cedera otot atau fraktur tulang. Sedangkan saraf terjepit sendiri disebabkan karena keluarnya bantalan tulang belakang dari posisi aslinya sehingga menaruh tekanan pada saraf disekitarnya dan menyebabkan rasa nyeri yang bisa berlangsung lama,"tutur dr Asrafi.
Advertisement
Saraf kejepit dapat terjadi pada hampir setiap bagian tulang, seperti kaki hingga leher, namun biasanya paling sering terjadi pada tulang punggung bagian bawah.Â
Terlepas dari di mana letak saraf kejepit, hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, hingga kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu atau kedua kaki.
Ciri dan gejala penyakit saraf kejepit atau HNP sangat khas, yaitu adanya nyeri yang menjalar dari leher sampai ke tangan, terasa kebas, kesemutan, terasa terbakar, hingga sensasi kesetrum, yang sifatnya terus-menerus dan tidak hilang dalam jangka waktu yang panjang.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Rentan Terhadap Para Pekerja
Sementara, dr. Asrafi menuturkan, bila para pekerja baik di lapangan, mengangkat beban berat, dan pekerja kantoran, memiliki resiko yang tinggi terhadap saraf terjepit.
"Beberapa pekerjaan seperti kuli bangunan, pengantar galon air, hingga pekerja pabrik dan logistik memiliki rutinitas yang membuat mereka terbiasa untuk sering mengangkat beban berat. Tanpa disadari hal ini menjadi salah satu risiko yang dapat menyebabkan orang mengalami low back pain dan saraf terjepit,"tuturnya.
Lalu, pada pekerja kantoran juga memiliki risiko tersendiri yang dapat menyebabkan bisa mengalami low back pain dan saraf terjepit. Pekerja kantoran menghabiskan sebagian waktunya duduk di kursi, dimana ini bisa menaruh lebih banyak kompresi pada tulang belakang dibandingkan pada saat berdiri.
"Namun, secara umum faktor yang meningkatkan seseorang menderita saraf terjepit bisa dipengaruhi dari usia, semakin tua usianya semakin rentan terkena saraf terjepit,"katannya.
Berat badan dan riwayat keluarga yang pernah mengalami saraf terjepit juga memberikan resiko tinggi kepada seseorang.
Advertisement
Penyembuhan dengan Robotic Navigation Apine Surgery
Dr. Asrafi pun menuturkan, bila seseorang sudah merasakan nyeri seperti ciri-ciri saraf terjepit, maka disarankan untuk langsung pergi ke dokter. Agar segera diberikan terapi, pengobatan dan penanganan lanjutan.
Di Eka Hospital, operasi saraf terjepit bisa dengan endoscopi. Namun, dalam beberapa kasus saraf terjepit yang lebih berat dan membutuhkan pemasangan implan atau bantalan artifisial, dokter dapat menggunakan Robotic Navigation Spine Surgery. Metode terbaru dalam dunia kedokteran yang menggunakan teknologi robot untuk menangani masalah tulang belakang.Â
"Hanya dokter spesialis tertentu yang mendalami dan memiliki kemampuan khusus yang dapat mengoperasikan teknologi tersebut,"katanya.
Penggunaan Robotic Navigation Spine Sugery, memiliki kelebihan tingkat akurasi penempatan implan mencapai 99,9 persen dan tingkat keberhasilannya mencapai 100 persen. Penggunaan teknologi ini juga dapat mempersingkat waktu operasi serta risiko infeksi yang lebih kecil.Â
"Selain saraf terjepit, Robotic Navigation Spine Surgery juga sering digunakan untuk mengatasi masalah tulang belakang lainnya, seperti skoliosis hingga tumor tulang,"katanya.