Sukses

Asal Mula Pohon Cemara Jadi Simbol Perayaan Natal

Pohon natal biasanya dipajang di rumah-rumah, kantor, hingga mal-mal. Tampilannya yang selalu mencolok dengan aneka dekorasi membuat perayaan Natal semakin meriah.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pohon natal selalu hadir dalam setiap perayaan Natal 25 Desember di berbagai negara. Tak hanya bersifat dekoratif, pohon natal juga memiliki sejarah tersendiri hingga menjadi salah satu ikon di perayaan Natal.

Pohon natal biasanya dipajang di rumah-rumah, kantor, hingga mal-mal. Tampilannya yang selalu mencolok dengan aneka dekorasi membuat perayaan Natal semakin meriah.

Mengutip dari Britannica, pohon natal sering kali menggunakan pohon pinus atau pohon cemara. Pohon ini dihiasi dengan lampu dan ornamen sebagai bagian dari perayaan Natal.

Pohon ini dapat dipotong segar, dalam pot, atau menggunakan pohon buatan. Penempatannya pun bisa digunakan sebagai dekorasi dalam dan luar ruangan.

Meskipun pohon secara tradisional diasosiasikan dengan simbolisme Kristen, penggunaan modernnya sebagian besar bersifat sekuler. Banyak keluarga menempatkan hadiah di sekitar pohon natal dalam ruangan untuk dibuka pada malam Natal atau Hari Natal.

Bagi kalangan orang Mesir Kuno, China, dan Ibrani, penggunaan pohon natal dianggap sebagai simbol kehidupan abadi. Sementara dalam drama abad pertengahan Jerman tentang Adam dan Hawa, pohon natal menjadi simbol Kristen, termasuk paradise tree yang digantung dengan apel.

Bagi mereka, pohon ini melambangkan Taman Eden. Orang Jerman mendirikan pohon surga di rumah mereka pada 24 Desember, hari raya keagamaan Adam dan Hawa.

Mereka menggantungkan wafer di atasnya yang melambangkan hosti Ekaristi, tanda penebusan umat Kristiani. Dalam tradisi selanjutnya, wafer digantikan dengan kue berbagai bentuk. Sementara itu, lilin yang melambangkan Kristus sebagai terang dunia juga kerap ditambahkan.

Pada ruangan yang sama terdapat piramida Natal, sebuah konstruksi kayu berbentuk segitiga dengan rak penyimpanan patung-patung Natal. Rak tersebut dihiasi dengan tanaman hijau, lilin, dan bintang. Pada abad ke-16, piramida Natal dan pohon surga ini telah menyatu menjadi pohon Natal.

Pada abad ke-18, versi dekorasi modern pohon natal tersebar luas di kalangan Lutheran, Jerman. Dibawa ke Amerika Utara oleh pemukim Jerman pada abad ke-17, tanaman ini menyebar lebih luas pada pertengahan abad ke-19.
Selanjutnya, keberadaannya dipopulerkan di Inggris pada abad ke-19 oleh suami Queen Victoria, pangeran Jerman Albert dari Saxe-Coburg-Gotha. Mereka juga populer di Austria, Swiss, Polandia, dan Belanda.

Pada abad ke-19 dan ke-20, pohon natal di Tiongkok dan Jepang diperkenalkan oleh misionaris Barat. Pohon natal di sana dihiasi dengan desain kertas yang rumit. Kini, pohon natal menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan Natal di berbagai negara.

(Resla Aknaita Chak)

Video Terkini