Sukses

Mengenang 19 Tahun Tsunami Aceh, Ini 5 Tempat Napak Tilas yang Bisa Dikunjungi

Bberapa tempat di Aceh telah diubah menjadi tempat untuk mengenang dahsyatnya bencana tsunami.

Liputan6.com, Aceh - Bencana gempa dan tsunami yang menimpa Aceh pada 26 Desember 2004 menyisakan duka mendalam. Beberapa lokasi bekas bencana pun menjadi kenangan tersendiri bagi masyarakat Aceh.

Sejumlah kegiatan kerap dilakukan masyarakat untuk memperingati momen itu. Bahkan, beberapa tempat di Aceh telah diubah menjadi sebuah tempat untuk mengenang dahsyatnya bencana tersebut.

Mengutip dari serunee.acehprov.go.id, berikut beberapa destinasi wisata yang bisa dijadikan tempat mengenang peristiwa tsunami Aceh:

1. Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda No.3, Sukaramai, Baiturrahman, Banda Aceh. Museum ini berdekatan dengan Lapangan Blang Padang dan sekitar 500 meter dari Masjid Raya Baiturrahman.

Pada lantai dasar museum terdapat ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Saat memasuki gedung ini, ruang pertama yang akan disinggahi pengunjung adalah ruang renungan.

Pengunjung akan melewati sebuah lorong sempit dan remang lengkap dengan suara air mengalir dan suara azan. Air mengalir pada dinding lorong disimbolkan sebagai gemuruh tsunami.

Selain ruang renungan, juga ada ruang berkaca (Memorial Hill), The Light Of God, galeri dokumentasi, tempat penyelamatan darurat (escape building), hingga melihat kaligrafi lafaz Allah pada puncak gedung. Pada bagian dinding dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami kala itu.

 

2 dari 3 halaman

Kapal PLTD Apung

2. Kapal PLTD Apung

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung terletak di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. Kapal sepanjang 63 meter ini mampu menghasilkan daya sebesar 10,5 megawatt.

Dengan bobot 2.600 ton, kapal ini merupakan kapal yang terhempas hingga ke permukiman penduduk saat peristiwa tsunami terjadi. Saat ini, area sekitar Kapal PLTD Apung telah ditata ulang menjadi wahana wisata edukasi. Untuk mengenang korban jiwa akibat tsunami, juga dibangun monumen peringatan dengan relief menyerupai gelombang air bah di sekelilingnya.

3. Kubah Al-Tsunami

Kubah Al-Tsunami, Kubah Masjid Lamteungoh di Desa Lamteungoh, Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh menjadi saksi bisu bencana tsunami 26 Desember 2004. Saat tsunami terjadi, hanya kubah dengan berat puluhan ton ini saja yang tersisa.

Gelombang tsunami membuat kubah itu terombang-ambing sejauh 2,5 km hingga sampai ke hamparan sawah di Desa Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar. Kubah ini juga dianggap sebagai kapal penyelamat karena banyak orang yang menyelamatkan diri dengan naik ke atas kubah.

Kini, Kubah Al-Tsunami menjadi salah satu destinasi wisata di Aceh yang dikunjungi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.

 

3 dari 3 halaman

Kapal di Atas Rumah

4. Kapal di Atas Rumah

Kapal yang terdampar di atas rumah menjadi salah satu destinasi wisata populer di Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Destinasi wisata ini merupakan saksi bisu dari bencana tsunami kala itu.

Pada bagian bawah kapal juga terdapat bangunan sisa tsunami yang menopang kapal itu. Kapal tersebut memiliki berat sekitar 20 ton dan panjang 25 meter. Kapal dari kayu itu kini telah dipugar dan dipercantik oleh pemerintah setempat menjadi sebuah destinasi wisata.

5. Kuburan Massal Siron

Ada beberapa kuburan massal yang dijadikan lokasi berziarah untuk mengenang tsunami Aceh, salah satunya di Desa Siron, Aceh Besar. Tercacat ada lebih dari 40 ribu jiwa korban tsunami yang dimakamkan di sana.

Tak seperti kuburan atau makam pada umumnya, Kuburan Massal Siron sangat jauh dari kesan menyeramkan dan angker. Makam ini memiliki suasana rindang, asri, dan teduh karena dipenuhi pepohonan dan bunga. Selain makam, juga terdapat Monumen Tsunami yang dibangun menyerupai gelombang setinggi 15 meter.

(Resla Aknaita Chak)