Liputan6.com, Jakarta - Penjualan vape terus meningkat seiring dengan banyak individu beralih dari tembakau ke ke rokok elektrik sebagai alternatif yang dianggap lebih ringan.
Namun, di balik inovasi ini, terdapat sejumlah aspek dampak signifikan terhadap pengguna rokok elektrik. Terutama dampaknya bagi kesehatan penggunanya.
Salah satu daya tarik rokok elektrik adalah klaim bahwa mereka kurang berisiko dibandingkan rokok tembakau. Sementara dirangkum dari berbagai sumber, hasil riset terkini menunjukkan bahwa uap dari rokok elektrik tetap mengandung zat-zat berbahaya, meskipun dalam proporsi yang lebih rendah.
Advertisement
Baca Juga
Kandungan nikotin dalam cairan vape juga menimbulkan kekhawatiran terkait adiksi dan dampaknya terhadap kesehatan jantung. Keberlanjutan dan dampak lingkungan dari pembuangan botol rokok elektrik juga menjadi sorotan.
Baterai yang digunakan dalam rokok elektrik dapat menciptakan masalah lingkungan jika tidak didaur ulang dengan benar. Oleh karena itu, pengguna rokok elektrik perlu diberi pemahaman mengenai cara membuang limbah elektronik secara bertanggung jawab.
Salah satu risiko kesehatan yang sering diabaikan oleh pengguna rokok elektrik adalah dampak negatifnya terhadap sistem pernapasan. Cairan nikotin yang diuapkan dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan jangka panjang.
Terlebih lagi, zat kimia tambahan yang terkandung dalam rokok elektrik dapat menyebabkan peradangan paru-paru yang serius. Selain itu, rokok elektrik juga dapat menjadi sumber kecanduan bagi penggunanya.
Dampak Kesehatan
Kandungan nikotin yang tinggi dapat menciptakan ketergantungan, sehingga pengguna mungkin mengalami kesulitan untuk berhenti merokok. Ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik, serta memicu masalah kesehatan jangka panjang seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah risiko kebakaran yang terkait dengan baterai rokok elektrik. Kasus ledakan baterai rokok elektrik telah dilaporkan di beberapa tempat, menyebabkan luka bakar serius pada penggunanya.
Penggunaan baterai yang tidak sesuai atau perangkat yang rusak dapat meningkatkan risiko kecelakaan ini. Dengan mempertimbangkan semua bahaya ini, penting bagi masyarakat untuk lebih sadar akan konsekuensi penggunaan rokok elektrik.
Pendidikan dan informasi yang lebih baik tentang dampak kesehatan dapat membantu individu membuat keputusan yang lebih bijak terkait perilaku merokok mereka. Kesadaran ini tidak hanya berpotensi menyelamatkan nyawa, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup jangka panjang.
Advertisement
Desakan WHO
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak seluruh negara agar melarang penggunaan rokok elektrik atau vape dengan rasa-rasa. WHO juga meminta agar vape diperlakukan seperti rokok tembakau atau konvensional karena sama-sama menimbulkan gangguan pada kesehatan.
Sejak Juli 2023, penggunaan vape telah dilarang di 34 negara. Beberapa di antaranya Brazil, Iran, Thailand, hingga India. Namun, masih ada kasus rokok elektrik yang tersedia di pasar gelap.
Â
Penulis: Belvana Fasya Saad