Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari mantan Menko Ekuin (Ekonomi, Keuangan, dan Industri) era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rizal Ramli. Sosok yang kerap bersuara lantang ini meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia 69 tahun. Kabar duka disampaikan keluarga Rizal dalam pesan di WhatsApp, Selasa (2/1/2024).
Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 10 Desember 1954. Ekonom ini meninggalkan tiga anak yakni Dhitta Puti Saraswati, Dipo Satria Latief, dan Daisy Orlana Ramli. Rizal dikenal sebagai sosok vokal sejak menjadi tokoh pergerakan mahasiswa atau aktivis di perguruan tinggi. Ia juga sangat kritis pada setiap kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat kecil. Seperti pada kasus warga Rempang, Batam.
Hal ini terlihat dari unggahannya di akun Instagram @rizalramli.official pada 10 November 2023 silam saat menghadiri undangan warga Rempang. "Rizal Ramli minta agar warga yang masih memperjuangkan haknya di Rempang dan masih ditahan untuk segera dibebaskan," pintanya dalam postingan 10 November 2023.
Advertisement
Rizal Ramli juga masih aktif menulis opini di beberapa media massa seperti Nikkei Asia, The Diplomat hingga menjadi pembicara di beberapa podcast dan berbicara soal politik hingga ekonomi. "Hari ini harga beras naik, terus harga BBM naik, ketiga biaya sekolah mahal sekali," ujarnya dalam sebuah podcast.
Meski kerap mengkritik kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan politik, Rizal Ramli sebenarnya beberapa kali berada di dalam pemerintahan dengan menjabat sebagai menteri. Ia menjabat dalam waktu singkat hingga satu tahun untuk beberapa posisi menteri.
Jejak Karier Rizal Ramli dalam Kabinet
Rizal Ramli menamatkan pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung jurusan Fisika. Saat menjadi mahasiswa, ia pernah dipenjara rezim Orde Baru pada tahun 1978 karena kerap mengkritik pemerintahan. Pada akhirnya, ia mendapatkan gelar doktor ekonomi dari Universitas Boston pada tahun 1990.
Pengagum Einstein ini pernah mendirikan Econit Advisory Group bersama para ekonom lainnya seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman dan MS Zulkarnaen. Kemudian, kariernya dalam bidang pemerintahan dimulai saat ditunjuk menjadi Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) oleh Presiden Gus Dur pada tahun 2000. Tidak beberapa lama kemudian, ia ditunjuk menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Agustus tahun 2000.
Kemudian, Presiden Gus Dur menggeser Rizal Ramli dari posisi Menko Perekonomian menjadi Menteri Keuangan pada 12 Juni 2001. Namun, jabatan ini hanya berlangsung sangat sebentar yakni dari 12 Juni 2001 sampai 9 Agustus 2001 sebelum akhirnya digantikan Budiono. Pasalnya, saat itu terjadi peralihan pemerintahan dari Presiden Gus Dur yang 'lengser' dan digantikan oleh Presiden Megawati.
Setelah itu, Rizal Ramli sempat menjadi komisaris utama BUMN di antaranya PT Semen Gresik dan BNI. Ia kembali masuk dalam kabinet sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama yakni pada 12 Agustus 2015.
Kala itu, ia menggantikan Indroyono Soesilo yang di-reshuffle Presiden Jokowi. Sehari setelah resmi menjabat, atas persetujuan Presiden Joko Widodo, Rizal Ramli mengusulkan perubahan nama kementeriannya menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Republik Indonesia yang kemudian disusul dengan penambahan dua kementerian lain di bawah koordinasinya, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Pertanian. Ia menjabat sebagai Menko Bidang Kemaritiman hingga tanggal 27 Juli 2016 dan kemudian digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
Advertisement