Sukses

Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Terus Bertambah, Kini Capai 2.231 Orang

Hingga Rabu 3 Januari 2024, warga yang mengungsi akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah dan kini telah mencapai 2.231 orang

Liputan6.com, Jakarta - Hingga Rabu 3 Januari 2024, warga yang mengungsi akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah dan kini telah mencapai 2.231 orang.

Camat Wulanggitang Fredy Moat Aeng mengatakan pengungsi menyebar di sejumlah lokasi penampungan di Kantor Camat Wulanggitang dan lokasi lainnya di wilayah Kecamatan Ile Bura.

Para pengungsi berasal dari desa-desa yang terdampak letusan yakni Boru, Hokeng Jaya, Klantanlo, dan Nawokote. Para pengungsi juga menyebar di Desa Hewa, Boru Kedang, dan Pulu Lera.

"Sudah dibangun lima tenda dari aparat kepolisian, TNI dan pemerintah daerah atau BPBD," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu 3 Januari 2024.

Ia merinci 2.231 warga itu teridiri dari 1931 mengungsi di desa Boru dan 400 di desa Hewa.

Saat ini, kata dia, posko utama penampungan pengungsi letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki dibangun di Kantor Camat Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

“Posko utama di Kantor Camat Wulanggitang ada lima tenda dan juga ada di Polsek, sedangkan sebagian warga mengungsi ke desa-desa lain di Wulanggitang,” katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Periksa Kesehatan Pengungsi

Plt. Kalak BPBD Flores Timur, Achmad R. Duli mengatakan, BPBD dan dinas sosial kabupaten Flores Timur sudah mendroping logistik dan makanan ke posko pengungsian.

Untuk memastikan kondisi kesehatan warga, pihaknya sudah menerjunkan tenaga medis di Puskesmas Wulanggitang untuk melakukan pemeriksaan.

"Dari hasil pemeriksaan nakes, ada warga dan anak-anak yang terserang batuk pilek karena kurang istrahat," jelasnya.

Ia menambahkan, BPBD saat ini tengah berkoordinasi dengan dinas kesehatan Flores Timur untuk mengantisipasi penyediaan obat-obatan.

"Kita antisipasi warga terkena penyakit lain, apalagi kalau lama di posko pengungsian. Sehingga kita koordinasi dengan dinas kesehatan untuk siapkan obat-obat lain," tandasnya.