Sukses

Makna 8 Jamu Rempah dari Zaman Majapahit, Gambaran Siklus Hidup Manusia

Pengolahan tanaman dan rempah menjadi jamu ini telah dilakukan masyarakat Majapahit sejak 1035–1400 Masehi. Mereka mengolah jamu menjadi rebusan yang siap dikonsumsi.

Liputan6.com, Yogyakarta - Jamu merupakan minuman herbal khas Indonesia yang dibuat dari rempah dan tanaman herbal. Hingga kini, jamu masih kerap dikonsumsi sebagai obat tradisional kaya khasiat.

Mengutip dari jalurrempah.kemdikbud.go.id, eksistensi jamu tertuang dalam prasasti Madhawapura peninggalan Kerajaan Majapahit. Dari sana disebutkan bahwa ada profesi bernama acaraki, sang pembuat jamu tradisional.

Fakta tersebut membuktikan bahwa jamu telah dikenal sebagai elemen penting dalam kesehatan, khususnya oleh masyarakat Jawa kuno.

Beberapa tanaman yang diolah menjadi jamu oleh masyarakat Majapahit adalah bagian umbi (kunyit, jahe, kencur, lengkuas, dan temu kunci), daun (sirih, pandan, dan kangkung), batang (palasari, pule, dan kayu manis), buah (kapulaga, jeruk nipis, dan belimbing wuluh), biji (kecubung dan pala), akar (aren), hingga seluruh bagian tanaman (sambiloto).

Pengolahan tanaman dan rempah menjadi jamu ini telah dilakukan masyarakat Majapahit sejak 1035–1400 Masehi. Mereka mengolah jamu menjadi rebusan yang siap dikonsumsi.

Saat ini, pedagang jamu juga masih bisa ditemui di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa jenis jamu yang dijual merupakan representasi dari Surya Majapahit, lambang Kerajaan Majapahit yang berbentuk matahari dengan delapan sudut.

Setidaknya, ada delapan olahan jamu yang masih kerap dikonsumsi hingga kini. Selain manfaatnya, jamu-jamu ini juga memiliki makna filosofisnya sendiri yang menjelaskan siklus hidup manusia. Berikut delapan jamu rempah dari zaman Majapahit yang masih eksis hingga kini:

1. Kunyit asam

Kunyit asam merupakan jamu berbahan dasar kunyit dan asam. Jamu ini memiliki rasa manis dan asam yang berpadu sempurna. Jamu berwarna kuning ini dimaknai sebagai kehidupan yang dimulai dari masa bayi hingga anak-anak yang terasa manis.

2. Beras kencur

Sesuai namanya, jamu yang satu ini terbuat dari beras dan kencur. Dengan rasa sedikit pedas, jamu ini memiliki arti kehidupan manusia yang menuju masa remaja dengan merasakan kesulitan hidup.

 

2 dari 2 halaman

Cabai Puyang

3. Cabai puyang

Cabai puyang adalah jamu yang terbuat dari cabai jamu dan lempuyang. Jamu ini menjadi simbol kehidupan manusia yang menginjak masa dewasa dan mulai merasakan pahitnya hidup, sesuai dengan rasa pedas dan pahit yang diciptakan jamu ini.

4. Pahitan

Memiliki rasa pahit, jamu ini terbuat dari sambiloto, pule, brotowali, dan bidara laut. Jamu ini bermakna sebagai kehidupan manusia dewasa yang pahit, tetapi harus tetap dijalani.

5. Kunci suruh

Jamu kunci suruh dibuat dari temu kunci, kunyit, jahe, kencur, kapulaga, sirih, beluntas, kayu manis, asam, serai, dan jeruk nipis. Jamu ini melambangkan kesuksesan di masa dewasa berkat bekal yang sudah dibawa di masa muda.

6. Kudu laos

Kudu laos merupakan jamu berbahan dasar mengkudu dan laos. Jamu ini terkenal sebagai jamu penghangat tubuh, sesuai dengan maknanya yang disimbolkan sebagai kedewasaan manusia yang harus mampu mengayomi orang-orang di sekitarnya.

7. Uyup-uyup

Uyup-uyup dibuat dari kencur, jahe, bangle, laos, kunyit, dan temu giring. Jamu ini melambangkan pengabdian diri manusia kepada Tuhan yang berwujud kepasrahan tulus seorang hamba.

8. Sinom

Menggunakan bahan daaar asam, jamu ini memiliki cita rasa asam, manis, dan segar. Rasa tersebut menjadi simbol akhir hidup manusia yang dilahirkan dalam keadaan suci dan harus kembali dalam keadaan suci pula. Kondisi ini biasa disebut dengan moksa.

Penulis: Resla Aknaita Chak