Sukses

Mengenal Kota Al Ula, Tempat yang Dihindari Rasulullah SAW

Akhir-akhir ini Kota Al Ula menjadi sorotan publik karena sering dikunjungi sebagai tempat wisata. Namun dalam sejarah islam kota ini merupakan tempat yang dihindari oleh Rasulullah SAW.

Liputan6.com, Bandung - Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia banyak yang mencari tahu tentang kota Al Ula yang ada di Arab Saudi. Diketahui para masyarakat Indonesia tertarik dengan kota tersebut setelah penyanyi BCL terlihat mengunjungi tempat tersebut.

Beberapa warganet terlihat memberikan respon pro dan kontra dengan unggahan BCL yang tengah berada di kota Al Ula. Sebagian besar warganet menyebutkan bahwa kota tersebut merupakan kota yang bahkan dihindari oleh Rasulullah SAW.

Melansir dari Liputan6, Al Ula merupakan kota dan situs bersejarah di Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, dalam sejarah Islam kota Al Ula merupakan kota “terkutuk” yang dihindari oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi tempat berhantu.

Sebagai informasi, kota Al Ula dikenal sebagai Al Ola juga Dedan dan kota ini berlokasi di sekitar 110 km sebelah barat daya dari Tayma atau 380 km sebelah utara dari Madinah di Arab Saudi bagian utara-barat.

Secara historis kota Al Ula terletak di rute Dupa dan merupakan ibu kota kuno Lihyanites (Dedanites). Kota ini juga dikenal sebagai kota yang mempunyai sisa-sisa arkeologi berusia lebih dari 2000 tahun.

Sehingga, orang beberapa penjuru dunia ada yang mengunjungi tempat tersebut untuk berwisata. Sementara dalam Islam kota Al Ula dikenal sebagai kota terlarang yang bahkan dihindari oleh Nabi Muhammad SAW.

Kota Al Ula juga menjadi gerbang situs bersejarah Madain Saleh yang merupakan peninggalan peradaban rakyat Nabi Saleh AS bernama kaum Tsamud Al Hijr. Dalam Ensiklopedia Islam kata Tsamud adalah nama dari suatu kaum dan Al Hijr adalah salah satu di antara beberapa kota yang dibangun oleh orang tersebut.

2 dari 4 halaman

Sejarah Kota Al Ula dalam Sejarah Islam

Melansir dari Liputan6 kota Al Ula merupakan salah satu bagian penting yang ada dalam sejarah Islam. Terutama dalam kisah kedatangan Nabi Muhammad SAW ketika hijrah ke Madinah.

Diketahui Nabi Muhammad SAW saat itu singgah di Al Ula ketika menempuh perjalanan ke Tabuk. Meskipun singgah di kota tersebut, Nabi Muhammad SAW tidak ingin meminum air dari kota tersebut dan ingin segera pergi dari tempat tersebut.

Bahkan, Nabi Muhammad SAW sering mempercepat langkahnya dan tidak ingin menoleh ke kanan atau ke kiri saat melintasi kota Al Ula. Konon hal tersebut dilakukan karena azab yang pernah menimpa kota tersebut.

Sementara itu, dalam mitologi Arab, kota Al Ula dianggap sebagai daerah yang berhantu dan dihuni oleh bangsa jin dan roh jahat. Selain itu, stigma dari hal tersebut tidak terlepas karena kaitannya dengan kisah kaum Tsamud.

Kisah kaum Tsamud adalah kisah dari kaum Nabi Saleh AS yang dianggap menentang serta enggan menyembah Allah SWT. Saat itu kaum Tsamud juga merupakan kaum yang meminta Nabi Saleh AS untuk mendatangkan azab dan akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT.

Nabi Saleh AS saat itu diutus kepada bangsa Tsamud untuk menyembah Allah SWT namun mendapatkan penolakan. Akibatnya, kaum Tsamud mendapatkan hukuman dari Allah SWT berupa gempa bumi yang menghancurkan mereka.

Sehingga, karena kisah tersebut dan larangan untuk mendekati tempat-tempat yang terkait dengan kebinasaan sebelumnya membuat Nabi Muhammad SAW memilih untuk menghindari kota Al Ula.

Hal tersebut juga menunjukkan kepatuhan dari Nabi Muhammad SAW terhadap ajaran Allah SWT dan kesungguhannya dalam menjalankan tugas dakwaannya.

3 dari 4 halaman

Peninggalan Situs Arkeolog

Terlepas dari bagaimana sejarah kota Al Ula dalam agama Islam kota ini dikenal sebagai kota yang menyimpan banyak peninggalan situs arkeologi. Pasalnya, kaum Tsamud sendiri dikenal sebagai kaum yang orang-orangnya pandai memahat, mengukir, dan dalam pertukangan.

Seperti firman Allah SWT dalam surah Al A’raaf ayat 74 yang berbunyi berikut:

وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ٧٤

Artinya: “Ingatlah ketika (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu membuat pada dataran rendahnya bangunan-bangunan besar dan kamu pahat gunung-gunungnya menjadi rumah. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan”.

Sementara itu, tim arkeolog juga menemukan beberapa batu karang dari hasil budaya kaum Tsamud. Serta, produk utama dari kaum Tsamud merupakan barang pecah belah (tembikar) unik yang mempunyai nilai seni dengan kualitas yang tinggi.

Di sekitar kota Al Ula juga terkenal dengan situs arkeologi Madain Saleh atau Hegra yang lokasinya kurang lebih 22 km dari kota Al Ula. Situs ini terkenal karena mempunyai 131 makam yang dipahat dalam tebing batu pasir.

Madain Saleh juga telah diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia sejak 2008 dan menjadi situs yang penting dalam memahami sejarah serta budaya kuno di wilayah Timur Tengah.

4 dari 4 halaman

Kota Al Ula Dijadikan Destinasi Wisata

Kota Al Ula dianggap sebagai kota hantu dan kota terkutuk sudah selama ratusan tahun lamanya. Sementara itu, pemerintah Arab Saudi mengambil langkah dengan membangun kembali kota terlarang tersebut jadi destinasi wisata.

Keputusan tersebut dibuat karena banyaknya situs arkeologi yang tersimpan di kota Al Ula. Selain karena sejarahnya dan peninggalannya kota ini juga dinilai mempunyai keindahan alam yang mempesona sehingga wisatawan dari mancanegara banyak yang mengunjungi Al Ula.

Hingga saat ini pemerintahan Arab Saudi masih melakukan pengembangan proyek di kota Al Ula. Terutama menjadi salah satu agenda penting dalam visi Arab Saudi hingga tahun 2030 mendatang dengan upaya Kerajaan untuk melakukan transformasi perekonomian.