Liputan6.com, Bekasi - Dinamika politik, khususnya untuk memperoleh kekuasaan saat ini sangat membuat miris. Pernyataan itu diungkapkan Ketua DPP PDI Perjuangan Sukur Nababan di sela-sela konsolidasi memenangkan Capres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Bekasi.
Dia menjelaskan, saat ini dalam pemberitaan atau medsos, warga dipertontonkan praktik-praktik yang dinilai kurang arif dan bijaksana.
Menurut Sukur, daya juang, daya tahan, dan daya gedor perlu dimiliki seorang atau calon pemimpin. Dia menekankan, dalam hidup, sebuah proses itu penting.
Advertisement
"Seperti Pak Maryanto tukang bakso, warga negara pejuang, mulai asongan, lalu dorong gerobak, sampai punya kios dan tentu saja setelah urusan hidupnya selesai dia itu mau membangun bangsanya," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (9/1/2024).
Dia menekankan, harusnya calon pemimpin tidak berposisi apalagi punya kecenderungan mengambil jalan instan. Padahal bangsa ini dibangun penuh dengan perjuangan, begitu pun pendiri bangsa dalam upaya menduduki jabatan, itu semata-mata demi kepentingan rakyat. Bukan golongan apalagi keluarga atau dinasti.
"Kami memberikan ruang seluas-luasnya dan PDI Perjuangan tempatnya berjuang. Mas Yanto atau Maryanto ini berjuang dan tidak mengandalkan orang tuanya," ujar dia.
Menurut Sukur, kita semua bisa belajar dari perjuangan Maryanto. Saat ini, Maryanto pun masuk dalam daftar Caleg PDI Perjuangan Kota Bekasi Dapil 2 Kecamatan Bekasi Utara dan Medan Satria. Maryanto diharapkan juga mampu menghasilkan suara tinggi untuk partai, paslon 03 Ganjar - Mahfud, sekaligus kemenangan dirinya di Pileg. Maryanto mendapat nomor urut 10 dalam Pileg di Kota Bekasi.
"Dan dia (Maryanto) tidak ujuk-ujuk yang tidak mengerti apa-apa tiba-tiba jadi orang hebat, dan saya bangga dengan tukang bakso satu ini mau berjuang dari bawah menapaki tangga kesuksesan," tegas dia.
Cerita di Balik Pencalegan Maryanto
Ketua DPC PDI Perjuangan, Tri Adhianto mengatakan, Maryanto adalah representatif wong cilik dan pelaku UMKM. Dia berharap Maryanto bisa terus bergerak dan memberi manfaat kepada warga sekitar dan orang banyak, khususnya warga Bekasi Kota.
"PDIP merepresentasikan wong cilik yang memang punya kapasitas dan keinginan pengabdian yang lebih besar lagi, buat bangsa dan negara dan membangun kotanya akan kami berikan fasilitas kesempatan yang sama pada seluruh anak bangsa yang ada di kota Bekasi," jelas dia.
Maryanto berjualan di Ruko Permata Hijau, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara. Merk dagang yang awalnya Soto Bakso Yanto (SBY) kini pun berubah menjadi Warung Bakso Mas Yanto.
Jauh sebelum proses pencalegan, segudang aktivitas sosial dijalankan Maryanto. Mulai dari gelaran tournament SBY CUP selama 7 tahun berturut-turut. Lalu disusul dengan 400 sampai 600 bungkus bakso dan soto kuali untuk warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di wilayah Bekasi Utara dan Medan Satria.
"Ya saya saat itu hanya berpikir agar warga sehat, senang, dan Kota Bekasi bisa kembali cepat pulih atau new normal," kata Maryanto.
Dia melanjutkan, aksinya pun tidak berhenti sampai disitu, dalam upayanya, pihaknya juga menggelar vaksin gratis bakso. Tercatat, Ketua Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso) Bekasi Kota itu menggelar 4 kali gelaran vaksin gratis bakso.
"Di awal malah siapa yang bisa punya kartu vaksin atau sudah vaksin pertama dan kedua itu saya diskon 20 persen pada tiap pembeli. Saat vaksin gratis bakso itu wah membludak. Belum lagi tiap Sabtu Minggu itu saya gelar senam, abis senam makan bakso gratis lagi," ungkap dia.
Tak hanya di Kota Bekasi, Mas Yanto bareng teman-teman seperjuangan juga hadir saat Lumajang didera erupsi dan gempa. Begitu juga saat gempa mengguncang Cianjur.
"Alhamdulillah sempat kesana, 10 ribu porsi bakso untuk pengungsi Lumajang dan 7 ribu porsi saat gempa Cianjur. Jelas, ini sesama anak bangsa, dan kemanusiaan," terang dia.
Tukang bakso yang kerap mengisi seminar UMKM, dialog ekonomi sampai guru praktik pelatihan bakso itu telah berhasil membuat petinggi partai di Bekasi tertarik. Mas Yanto pun menerima pinangan dan melabuhkan diri di PDI Perjuangan.
"Jelas, saya tidak mau ada politik uang, ya ini awal untuk sekaligus mengedukasi saya dan menjaga itikad perjuangan saya,. Doakan dan ingatkan saya untuk tetap amanah dan bisa membantu warga," tegasnya.
Advertisement
Dipanggil Jokowi sampai Belajar dari FX Rudy
Mas Yanto pun sempat dipanggil ke istana dan bicara dengan Presiden Jokowi. Persoalan UMKM sampai soal rencana akrobat tukang bakso dalam menghadapi iklim persaingan ke depan pun diutarakan.
"Pak Presiden tanya persoalan dan saya juga sampaikan apa-apa saja agenda besar ke depan kaitan bakso," ujar dia.
Dari pertemuan itu, Mas Yanto pun lanjut dipertemukan dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Koperasi UMKM Teten Masduki.
"Diundang juga pembahasan atau dialog soal IKN. Bicara UMKM, serapan KUR, terus akses modal dan aturan main Ciptaker, banyak lah," tutur dia.
Di sisi lain ia terus belajar untuk mengetahui seluk beluk perpolitikan. Sosok almarhum Gembong Warsono pun ikut andil dalam perjalanan dan pembelajaran dirinya di dunia politik. Aktivis reformasi yang kini berada di kubu paslon 02, Budiman Sudjatmiko pun pernah diajak bicara.
"Sering saya main ke rumah beliau atau juga bertemu di kantornya. Nah itu saya masih belum melupakan, sebelum Mas Gembong diberitakan meninggal, malamnya sekitar jam 21.30 WIB itu video call saya dan saya sempatkan screenshot," cerita dia.
Belakangan dia menjalin komunikasi dengan eks Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Dia pun mengaku banyak mengambil pelajaran dari Mas Rudy, sapaan akrabnya.
"Kesederhanaan, turun bertemu warga, dan membuka diskusi sama anak muda. Ya itu juga menginspirasi saya. Banyak wejangan dari beliau," ujar dia.
Terakhir, dia mengungkapkan, proses pengambilan keputusan terlebih untuk pencalegan juga mengikuti nasihat dari para Kiai. "Saya sowan (berkunjung) sama para sepuh dan kiai. Salah satunya Kiai Syarif," tutur dia.
Ganjar Puji Inovasi Tukang Bakso Hantam Stunting, Katanya Bu Mega Suka
Capres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo memuji langkah dan inovasi Maryanto, tukang bakso asal Wonogiri yang kini menetap di Kali Abang Tengah, Bekasi Utara.
Menurut Ganjar, sebagai tukang bakso, Mas Yanto sapaan akrab Maryanto tidak hanya berorientasi bisnis semata. Ungkapan itu dinyatakan Ganjar saat ngobrol dengan Mas Yanto di Puri Gedeh, Semarang, Jawa Tengah, Senin 12 Juni 2023 lalu.
Lebih dari itu, Mas Yanto dinilai memiliki gagasan dan bisa menterjemahkan setiap kebijakan Presiden Jokowi. Salah satunya soal pengentasan stunting.
Mengusung tema 'Gerakan Perjuangan Posyandu bantu Ibu Hantam Stunting', Mas Yanto bergerak konsisten memberikan bekal gizi untuk balita lewat bakso ikan tuna. Tak hanya balita, kader posyandu dan ibu juga ikut makan bakso. Warga pun merespons positif.
"Ini inovatif, ini bagus, teruskan ya Mas. Ya mengerti saya, jadi dengan dimodifikasi jadi bakso, jadi balita dan anak-anak mau makan. Ini inovasi, jangan berhenti, lanjutkan," ujar Ganjar Pranowo menjawab penjelasan Mas Yanto.
Malah Ganjar menuturkan, bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri pasti senang sekali mendengar hal ini. Apalagi Presiden ke-5 itu diketahui tidak lagi mengkonsumsi daging.
"Bu Mega pasti suka ini, beliau suka sekali dengan ikan apalagi jadi bentuk bakso kan. Karena Ibu Mega itu memang tidak makan daging merah atau kaki empat," imbuh Ganjar.
Lebih jauh Maryanto menjelaskan, selain mampu menghantam stunting, tujuannya kaitan dengan hasil laut yang melimpah. Tidak seperti daging sapi yang untuk memenuhi kebutuhan nasional masih harus import.
"Jadi gini Mas Ganjar, jika sejak dini rasa ikan sudah dikenalkan, selain menekan konsumsi daging sapi ke depannya, ikan swasembada kita, negara maritim. Daging sapi kan mahal harganya dan cenderung tinggi di waktu tertentu. Mulai kita geser sedikit kebiasaan dan kesukaan anak-anak untuk makan ikan. Dan itu nanti menekan import kita, apalagi kandungannya ikan juga bagus. Nelayan pun terserap hasilnya," terang dia.
"Iya betul, nelayan akan senang sekali ini," Ganjar menimpali.
Advertisement